Komposit Bursa Efek Indonesia (IDX) mengawali pekan dengan kuat, ditutup pada level 7.099, 26 pada hari Senin, naik 10,47 poin, atau 0,15 persen, dari sesi perdagangan sebelumnya.

Kenaikan ini didukung oleh enam indeks sektoral yang menguat pada hari Senin. Secara khusus, sektor teknologi melonjak 1,80 persen, sedangkan sektor energi menguat 0,37 persen.

Sektor barang konsumsi non primer juga naik 0,36 persen, sektor transportasi dan logistik naik 0,29 persen, sektor keuangan naik 0,17 persen, dan sektor bahan baku naik tipis 0,07 persen.

Sementara itu, lima sektor mengalami penurunan seiring penguatan Komposit.

Sektor kesehatan turun 0,58 persen, sektor barang konsumsi primer turun 0,45 persen. Sektor infrastruktur juga turun 0,30 persen, sedangkan sektor industri terkoreksi 0,22 persen. Sektor properti dan real estate sedikit melemah sebesar 0,03 persen.

Total volume transaksi bursa mencapai 21,53 miliar lembar saham dengan nilai transaksi Rp14, 47 triliun (US$898,34 juta).

Secara total, data menunjukkan bahwa 302 saham melemah, 251 menguat, dan 233 tetap datar.

Indeks LQ45, yang melacak 45 saham teratas berdasarkan kapitalisasi pasar, juga mengalami tren positif, naik 0,51 persen hingga mencapai 903,33.

Perolehan tertinggi pada indeks LQ45 pada hari Senin adalah PT XL Axiata (EXCL) dengan kenaikan sebesar 5,24 persen, PT Saratoga Investama Sedaya (SRTG) dengan kenaikan sebesar 4,45 persen dan PT Unilever Indonesia (UNVR) dengan kenaikan sebesar 3,52 persen.

Sementara itu, yang paling merugi pada indeks LQ45 adalah PT Bank Syariah Indonesia (BRIS) turun 9,45 persen, PT Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP) turun 4,41 persen, dan PT Pertamina Geothermal Energy (PGEO) turun 4,18 persen.

Sementara Komposit menunjukkan pertumbuhan pada hari Senin, indeks saham Asia memiliki kinerja yang beragam. Indeks Hang Seng naik 0,8 persen di Hong Kong, sedangkan Indeks Straits Times turun 0,2 persen di Singapura. Juga turun adalah Indeks Komposit Bursa Efek Shanghai, yang turun 0,2 persen, dan Nikkei 225, yang turun 0,1 persen.

Dalam perkembangan terpisah, Bank Indonesia (BI) melaporkan cadangan devisa pada April sebesar US $136,2 miliar, turun dari posisi bulan sebelumnya sebesar US $140,4 miliar.

Meskipun cadangan menyusut, mereka masih di atas standar kecukupan internasional, yang secara tradisional setara dengan impor selama tiga bulan.