Edukasi kesehatan tentang praktik menjaga kebersihan area kewanitaan yang tepat selama menstruasi, yang diadakan Betadine dan Guardian, di Grand Indonesia, Jakarta. (Foto: Naomi/Nyata)
Edukasi kesehatan tentang praktik menjaga kebersihan area kewanitaan yang tepat selama menstruasi, yang diadakan Betadine dan Guardian, di Grand Indonesia, Jakarta. (Foto: Naomi/Nyata)

Sangat penting untuk para perempuan menjaga kesehatan dan kebersihan tubuh terutama area kewanitaan. Karena berbagai permasalahan dapat hadir ketika higienitas area kewanitaan tidak diperhatikan, seperti iritasi atau bahkan jamur.

Tingkat pH ideal vagina berada pada skala 3,5 sampai 4,5, di mana bakteri baik dapat berkembang. Meningkatnya pH pada vagina dapat menyebabkan perubahan pada flora alami yang rentan terjadi infeksi pada vagina.

Menurut dr. Ardiansjah Dara Sjahruddin, SpOG, M.Kes, FICS, normalnya vagina sehat itu mengeluarkan cairan bening, berwarna keputihan, dan tidak berbau amis atau busuk. Volumenya pun masih terbilang wajar, tidak berlebihan. Selain itu, bagian dalam vagina juga harus terasa nyaman dan elastis.

“Vagina yang sehat memiliki pH 3.5 – 4.5. Jika pH lebih tinggi, dapat mendukung pertumbuhan bakteri patogen dan mengganggu flora normal. Ketidakseimbangan flora normal dan perubahan pH di area kewanitaan dapat menyebabkan gangguan kesehatan seperti rasa gatal, bau tidak sedap, dan keputihan,” jelas Dara dalam edukasi tentang praktik menjaga kebersihan area kewanitaan yang tepat selama menstruasi, yang diadakan Betadine dan Guardian, di Grand Indonesia, Jakarta pada Selasa (28/5).

Ditegaskan Dokter spesialis Obstetri dan Ginekolog itu, area kewanitaan tidak boleh bersifat terlalu asam atau terlalu basa karena jika terlalu asam, maka akan bersifat erosif, lalu jika bersifat basah, maka akan menyebabkan iritasi.

Faktanya, kata Dara, saat menstruasi, 72 persen wanita memiliki risiko lebih tinggi terkena infeksi vagina saat menstruasi, karena darah haid bersifat basah dan dapat meningkatkan pH vagina.

“Paparan darah menstruasi yang terlalu lama dapat menyebabkan kulit di area kewanitaan mudah terkena iritasi karena area kewanitaan menjadi lebih basa,” ujarnya.

Untuk itu, saat menstruasi, Dara menganjurkan untuk mengganti pembalut dalam waktu empat jam sekali untuk menghindarkan paparan kulit vagina dengan darah menstruasi yang terlalu lama.

Tampon juga dapat menjadi pilihan baik karena kulit area kewanitaan tidak akan terpapar langsung oleh darah menstruasi, sehingga tidak menyebabkan iritasi kulit.

Biasanya, gejala-gejala awal infeksi adalah munculnya rasa gatal pada area kewanitaan. Jika rasa gatal tersebut dibiarkan begitu saja dan digaruk, maka akan muncul potensi kulit area kewanitaan menjadi lecet. Ketika kulit ari luka, maka kuman-kuman akan masuk dan menyebabkan infeksi.

Dara mengingatkan bila kebersihan area kewanitaan juga dapat memberikan pengaruh besar terhadap stabilitas ekosistem di area kewanitaan itu sendiri.

Terdapat tiga praktik kebersihan yang disarankan selama periode menstruasi, yaitu pembersihan rutin, penggantian pembalut, dan penggunaan pakaian dalam yang tepat.

“Moms, harus memeriksakan diri jika mengalami rasa gatal, nyeri saat buang air kecil atau nyerinsaat berhubungan intim,” tutupnta. (*)

Sumber