Sri Lanka yang kekurangan uang akan menandatangani perjanjian utang besar dengan pemberi pinjaman

oleh Staf Penulis AFP

Kolombo (AFP) 25 Juni 2024






Sri Lanka telah menyelesaikan kesepakatan utang yang telah lama tertunda dengan pemberi pinjaman bilateral termasuk Tiongkok untuk memenuhi persyaratan penting dana talangan IMF, kata pemerintah pada hari Selasa.

Delegasi Departemen Keuangan sedang dalam perjalanan ke Prancis untuk menandatangani perjanjian dengan kreditor pada hari Rabu, kata juru bicara pemerintah Bandula Gunawardana.

Sri Lanka gagal membayar utang luar negerinya pada bulan April 2022 setelah kehabisan devisa, dan krisis ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya memaksa presiden saat itu, Gotabaya Rajapaksa, untuk mengundurkan diri.

Pemerintah mengharapkan kesepakatan utang dengan semua kreditornya sebelum akhir tahun 2022, namun negosiasinya berlarut-larut.

Kreditor bilateral menyumbang 28,5 persen dari utang luar negeri Sri Lanka saat ini sebesar $37 miliar, menurut data Departemen Keuangan pada akhir bulan Maret.

Tiongkok adalah pemberi pinjaman bilateral terbesar, menyumbang $4,66 miliar dari total $10,58 miliar yang dipinjam dari negara lain.

Jepang berada di peringkat kedua, dengan $2,35 miliar, dan India di peringkat ketiga dengan $1,36 miliar.

Pinjaman komersial Sri Lanka mencakup $12,55 miliar yang diperoleh melalui International Sovereign Bonds (ISB), dan $2,18 miliar lainnya dari China Development Bank.

“Diskusi dengan pemegang ISB masih berlangsung,” kata Gunawardana, seraya menambahkan bahwa perjanjian utang dengan kreditor bilateral merupakan pencapaian penting bagi pulau tersebut.

Dia mengatakan Presiden Ranil Wickremesinghe akan mengungkapkan rincian perjanjian tersebut dengan kreditor resmi dalam pidatonya pada Rabu malam.

Meskipun kabinet menteri telah menyetujui ketentuan perjanjian dengan kreditor, Gunawardana menolak memberikan rincian, dan mengatakan bahwa hal itu akan diumumkan oleh presiden pada hari Rabu.

Dana Moneter Internasional (IMF) bulan ini memberi Sri Lanka paket penyelamatan terbaru senilai $336 juta senilai $2,9 miliar yang dirancang untuk membantu memperbaiki keuangan negara kepulauan itu yang terpuruk selama empat tahun.

Sri Lanka akan mengadakan pemilihan presiden tahun ini dan partai-partai oposisi telah berjanji untuk merundingkan kembali persyaratan dana talangan IMF.

Kepala misi IMF di Sri Lanka Peter Breuer mengatakan mereka bersedia mendengarkan usulan alternatif dari partai politik saingannya, namun mengatakan perlu untuk mempertahankan standar yang ditetapkan dalam dana talangan.

Sri Lanka telah membuat kemajuan yang baik, namun negara ini belum keluar dari permasalahan, katanya.



Sumber