Kapal pesiar mendekati Santorini. Pemerintah Yunani akan mengambil langkah-langkah untuk mengekang pariwisata yang berlebihan, yang berarti kedatangan kapal pesiar juga akan dibatasi. Kredit: Lantomferry, Wikimedia Commons, CC BY 3.0.

Pariwisata yang berlebihan telah memaksa Yunani mengambil langkah-langkah penting untuk membatasi jumlah kedatangan kapal pesiar di pelabuhan-pelabuhan sibuk Piraeus, Mykonos dan Santorini. Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis mengatakan penting untuk mengambil langkah-langkah untuk membatasi jumlah kapal pesiar yang tiba setiap hari di tujuan wisata paling populer di Yunani.

Yunani yang terkenal dengan pulau-pulau indah dan sejarah kunonya mengkhawatirkan masuknya kapal pesiar yang kerap menimbulkan kekacauan dan kemacetan sehingga menyulitkan pengunjung untuk bersenang-senang dan mengganggu kehidupan sehari-hari penduduk setempat.

Perdana Menteri Kyriakos Mitsotakis mengatakan kepada Bloomberg bahwa ia sedang mempertimbangkan pembatasan kapal pesiar baik melalui penggunaan “pemotong” pada jumlah total tempat berlabuh di tujuan-tujuan populer atau dengan memperkenalkan proses tender untuk slot waktu.

Yunani bukanlah negara Mediterania pertama yang terpaksa mengambil tindakan terhadap dampak kedatangan wisatawan massal ke destinasi tertentu. Pada tahun 2021, Italia akan melarang kapal pesiar besar memasuki kanal menuju pusat bersejarah Venesia. Hal ini diputuskan karena kerusakan akibat pariwisata yang berlebihan. Selain itu, pengunjung harian kini dikenakan biaya tol untuk memasuki pusat kota pada jam sibuk.

Kapal pesiar dan dampak pariwisata berlebihan

Overtourisme telah menjadi masalah mendesak bagi banyak destinasi populer di seluruh dunia, termasuk Yunani. Situs-situs ikonik seperti Santorini, Mykonos dan Athena mengalami lonjakan pengunjung, menyebabkan kemacetan jalan, degradasi lingkungan dan infrastruktur yang buruk. Lonjakan ini sebagian besar disebabkan oleh boomingnya industri kapal pesiar, yang mendatangkan jutaan wisatawan ke pantai Yunani setiap tahunnya.

Pada tahun 2023, Yunani menyambut sekitar tujuh juta penumpang kapal pesiar, peningkatan yang signifikan dari tahun-tahun sebelumnya. Gelombang masuk ini, meskipun bermanfaat bagi perekonomian, telah menimbulkan kekhawatiran mengenai keberlanjutan tingkat pariwisata. Komunitas dan ekosistem lokal menanggung beban terbesar dari lonjakan pariwisata ini, sehingga memerlukan tindakan regulasi yang mendesak.

Mengenai dua pulau terpopuler di Yunani, Santorini dan Mykonos, pada tahun 2023, pulau-pulau tersebut kedatangan 800 kapal pesiar dan 1,298,968 penumpang. Pada tahun 2022, jumlah kapal pesiar sebanyak 686 kapal yang mengangkut 826.602 penumpang. Tahun ini diperkirakan 815 kapal pesiar akan berlabuh di Santorini dengan 1.300.403 penumpang.

Pada tahun 2023, Mykonos menerima 749 kapal pesiar dengan 1.192.822 penumpang, dibandingkan dengan 608 kapal pesiar dan 685.918 penumpang pada tahun 2022. Dengan kata lain, di Mykonos terjadi peningkatan jumlah kapal pesiar sebesar 23 persen dan jumlah penumpang sebesar 74 persen.

Pemerintah Yunani akan menerapkan beberapa strategi untuk mengelola dan mengurangi dampak overtourism. Salah satu langkah kuncinya adalah pengaturan kedatangan kapal pesiar. Pemerintah juga mempertimbangkan untuk menerapkan batasan jumlah kapal pesiar dan penumpang yang diperbolehkan berlabuh di destinasi populer setiap harinya.

Misalnya saja di Santorini, pemerintah setempat bekerja sama dengan perusahaan kapal pesiar telah memberlakukan batasan harian sebanyak 8.000 penumpang kapal pesiar. Hal ini untuk menghindari kemacetan dan menjaga keindahan pulau. Kebijakan tersebut bertujuan untuk mendistribusikan jumlah pengunjung secara lebih merata sepanjang tahun dibandingkan mencapai puncaknya saat musim panas.

Selain itu, ada kekhawatiran tentang kekurangan air. Hal ini karena, pada bulan Juni 2024, Yunani mengalami bulan Juni terpanas sejak tahun 1890, sedangkan bulan Juli secara tradisional merupakan bulan terpanas sepanjang tahun di negara tersebut. Akibatnya, tekanan besar pada infrastruktur diperkirakan akan terjadi. Tantangan tambahan yang diakibatkan oleh terlalu banyaknya kegiatan pariwisata dapat menimbulkan dampak negatif secara keseluruhan terhadap penduduk dan pengunjung lokal.

Pelestarian lingkungan dan budaya di tengah over-tourism dan kedatangan kapal pesiar

Selain mengelola jumlah wisatawan, Yunani juga berfokus pada dampak overtourism terhadap lingkungan dan budaya. Banyaknya jumlah wisatawan berpotensi menyebabkan kerusakan signifikan pada monumen kuno dan lanskap alam. Untuk mengatasi hal ini, Yunani meningkatkan upaya konservasinya. Peningkatan pendanaan untuk pemeliharaan dan restorasi situs bersejarah dialokasikan untuk memastikan harta karun ini dilestarikan untuk generasi mendatang.

Kelestarian lingkungan juga menjadi fokus utama. Kapal pesiar turut menyumbang polusi, baik di udara maupun di laut. Untuk mengatasi hal ini, Yunani berinvestasi pada infrastruktur pelabuhan yang lebih bersih dan mempromosikan penggunaan teknologi ramah lingkungan di kalangan operator kapal pesiar. Hal ini mencakup peraturan yang lebih ketat mengenai emisi dan pembuangan limbah untuk meminimalkan dampak lingkungan dari kapal-kapal besar.

Selain itu, terbatasnya masuknya wisatawan pada periode waktu tertentu dapat menyebabkan kepadatan yang berlebihan di situs arkeologi, monumen, dan landmark. Ini membatasi sejauh mana pengalaman pengunjung.

Pariwisata yang berlebihan dan menyeimbangkan manfaat ekonomi dan sosial

Meskipun langkah ini penting, langkah ini harus diimbangi dengan manfaat ekonomi yang diberikan oleh pariwisata ke Yunani. Industri kapal pesiar merupakan kontributor penting bagi perekonomian Yunani, menyediakan lapangan kerja dan pendapatan bagi banyak komunitas lokal. Oleh karena itu, pendekatan yang dilakukan Yunani bukanlah mengurangi pariwisata secara drastis, namun mengelolanya dengan cara yang berkelanjutan dan bermanfaat bagi penduduk dan pengunjung.

Pemerintah mendorong pengembangan sektor pariwisata alternatif untuk mendiversifikasi sumber pendapatan. Mempromosikan perjalanan di luar musim, berinvestasi di destinasi yang kurang dikenal, dan mengembangkan praktik pariwisata berkelanjutan adalah bagian dari strategi yang lebih luas ini. Dengan melakukan hal ini, Yunani bertujuan untuk mengurangi tekanan terhadap hotspot populer sambil tetap memanfaatkan potensi pariwisata.

Perusahaan pelayaran tidak menyadari adanya masalah kemacetan di pelabuhan tertentu. Mereka telah menerapkan “pemotong” di Santorini dan Mykonos bekerja sama dengan otoritas pelabuhan dan kota setempat.

Yang dikhawatirkan oleh perusahaan pelayaran adalah skenario “pajak turis per kepala”. Namun, pajak tersebut tidak hanya berlaku untuk kapal pesiar tetapi juga untuk pengunjung tujuan tertentu. Pendapatan dari pajak tersebut akan bersifat menguntungkan, artinya akan digunakan untuk meningkatkan infrastruktur pariwisata.

Kerjasama internasional dalam menghadapi overtourism dan prospek masa depan

Mengatasi overtourism bukan hanya masalah nasional namun memerlukan kerja sama internasional. Yunani bekerja sama dengan perusahaan kapal pesiar dan negara-negara Mediterania lainnya untuk mengembangkan strategi regional untuk pariwisata berkelanjutan. Upaya kerjasama mencakup peraturan dan standar umum untuk pengoperasian kapal pesiar, yang dapat membantu mengurangi dampak negatif dari pariwisata massal.

Masa depan industri pariwisata Yunani terletak pada kemampuannya beradaptasi dan berinovasi. Dengan menerapkan langkah-langkah ini, Yunani bertujuan untuk menciptakan sektor pariwisata yang lebih berkelanjutan dan tangguh. Hal ini tidak hanya menjamin perlindungan warisan budaya dan alam tetapi juga meningkatkan kualitas pengalaman pengunjung.

Sumber