Ethiopian Airlines telah mengumumkan bahwa pemerintah Nigeria tidak lagi tertarik untuk bekerja sama dalam membangun proyek Nigeria Air yang diusulkan.

Chief Executive Officer Grup Maskapai Penerbangan, Mesfin Tasew, menyampaikan hal ini pada akhir pekan di Dubai, Uni Emirat Arab, menurut Ethiopian Tribune, outlet media utama Ethiopia.

“Pemerintah Nigeria telah kehilangan minat untuk bekerja sama dengan maskapai asing,” kata Tasew seperti dikutip.

Pengumuman Ethiopian Airlines ini muncul hampir dua bulan setelah Pemerintah Federal menangguhkan proyek Nigeria Air tanpa batas waktu.

Menteri Pengembangan Penerbangan dan Dirgantara, Festus Keyamo, pada tanggal 27 Mei mengumumkan penangguhan proyek Nigeria Air tanpa batas waktu dalam pengarahan tingkat menteri yang menandai tahun pertama pemerintahan Presiden Bola Tinubu.

Keyamo sebelumnya mengkritik kesepakatan dengan Ethiopian Airlines, dengan mengatakan bahwa struktur kepemilikan maskapai yang ditangguhkan tidak menguntungkan negara.

Menteri menambahkan bahwa Pemerintah Federal tidak bertanggung jawab jika mengizinkan entitas asing memonopoli industri penerbangan Nigeria, sehingga mempengaruhi pertumbuhan bisnis lokal.

Pada tahun 2023, Kementerian Penerbangan, di bawah mantan Menteri Hadi Sirika, meluncurkan Nigeria Air tiga hari sebelum berakhirnya pemerintahan mantan Presiden Muhammadu Buhari.

Perkembangan ini telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan pemangku kepentingan di seluruh negeri mengenai pengaturan kepemilikan yang memberi Ethiopian Airlines kepemilikan saham sebesar 49 persen.

Pemerintah Federal memiliki 5 persen ekuitas, sementara konsorsium yang terdiri dari tiga investor Nigeria memiliki 46 persen.

Menanggapi kesepakatan tersebut pada bulan Juni 2023, Dewan Perwakilan Rakyat meminta Pemerintah Federal untuk menghentikan operasi Nigeria Water, dengan menggambarkannya sebagai penipuan.

Sumber