Setidaknya 20 warga Palestina lainnya ditahan oleh pasukan Israel dalam serangan militer di Tepi Barat yang diduduki, menurut kelompok urusan tahanan pada hari Minggu, Anadolu laporan.

Penggerebekan tersebut menargetkan kota Hebron, Tulkarm, Nablus, dan Yerusalem, kata Komisi Urusan Tahanan dan Masyarakat Tahanan Palestina dalam sebuah pernyataan bersama.

“Para tahanan menjadi sasaran pelecehan, pemukulan parah, dan ancaman terhadap keluarga mereka, selain tindakan sabotase dan penghancuran rumah warga yang meluas,” kata pernyataan itu.

Penangkapan baru tersebut menambah jumlah warga Palestina yang ditahan oleh tentara Israel di Tepi Barat yang diduduki sejak 7 Oktober 2023 menjadi 9.450, menurut data Palestina.

Secara terpisah, Komisi Urusan Tahanan menuduh Israel melancarkan “perang kelaparan” terhadap tahanan perempuan yang berada dalam tahanannya.

Para tahanan perempuan mengalami “mogok makan, kekurangan makanan, dan kurangnya perawatan medis, di samping kekerasan fisik dan psikologis selama penggeledahan, dan ancaman terus-menerus terhadap keluarga mereka,” katanya dalam sebuah pernyataan.

Menurut komisi tersebut, saat ini ada 78 tahanan wanita dalam tahanan Israel, dengan 71 ditahan di Penjara Damon, termasuk tiga dari Jalur Gaza.

Ketegangan meningkat di Tepi Barat yang diduduki sejak Israel melancarkan serangan militer mematikan terhadap Jalur Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 37.800 korban sejak 7 Oktober 2023.

Setidaknya 553 warga Palestina telah terbunuh termasuk 133 anak-anak dan hampir 5.300 orang terluka akibat tembakan tentara Israel di Tepi Barat, menurut Kementerian Kesehatan.

Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional, yang keputusan terbarunya memerintahkan Tel Aviv untuk segera menghentikan operasi militernya di Rafah di Jalur Gaza selatan, tempat lebih dari satu juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang sebelum diserbu pada 6 Mei. .

Sumber