Perusahaan Teknologi Beijing Tianbing, pada Minggu (30/6), mengatakan bahwa tahap pertama roket Tianlong-3 yang sedang dikembangkan telah terlepas dari landasan peluncurannya ketika sedang dites. Mereka menunjuk kegagalan struktural sebagai penyebabnya, dan bahwa potongan roket itu mendarat di daerah perbukitan di Kota Gongyi di China tengah.

Tidak ada laporan mengenai korban jiwa setelah penyelidikan awal terkait insiden tersebut, kata Beijing Tianbing, yang juga dikenal sebagai Space Pioneer, dalam sebuah pernyataan di akun resmi WeChat-nya.

Badan Penanggulangan Bencana Gongyi mengatakan potongan-potongan roket tersebar di “area aman” dan menyebabkan kebakaran. Api telah padam dan tidak ada yang terluka, kata badan itu.

Tianlong-3 (“Sky Dragon 3”) adalah roket dua tahap yang sebagian dapat digunakan kembali dan sedang dikembangkan oleh Space Pioneer, satu dari sekelompok kecil produsen roket sektor swasta yang telah berkembang pesat dalam lima tahun terakhir.

Jatuhnya potongan-potongan roket setelah peluncuran pernah terjadi sebelumnya di China. Tetapi sangat jarang bagian dari roket yang sedang dikembangkan melakukan penerbangan yang tidak direncanakan keluar dari lokasi pengetesan dan jatuh.

Menurut Space Pioneer, tahap pertama Tianlong-3 menyala secara normal ketika dites tetapi kemudian terlepas dari tempat pengetesan karena kegagalan struktural. Roket itu mendarat di daerah perbukitan 1,5 km dari lokasi pengetesan.

Sebuah roket dapat terdiri dari beberapa tahap. Ketika dinyalakan, tahap pertama atau terendah akan mendorong naik roket dalam peluncuran. Jika bahan bakar habis, tahap pertama akan jatuh, dan tahap kedua akan terbakar, sehingga roket terus bergerak. Beberapa roket memiliki tahap ketiga.

Space Pioneer mengatakan kinerja Tianlong-3 sebanding dengan Falcon 9 milik SpaceX, yang juga merupakan roket dengan dua tahap.

Pada April 2023, Space Pioneer meluncurkan roket minyak tanah-oksigen, Tianlong-2. Perusahaan itu menjadi pihak swasta China pertama yang mengirim roket berbahan bakar cair ke antariksa.

Perusahaan-perusahaan antariksa komersial China telah terjun ke sektor tersebut sejak 2014 setelah negara mengizinkan pihak swasta berinvestasi dalam industri itu.

Banyak dari mereka yang mulai membuat satelit, dan sebagian lainnya, termasuk Space Pioneer, berfokus pada pengembangan roket yang dapat digunakan kembali yang dapat menghemat biaya misi secara signifikan.

Lokasi tes perusahaan-perusahaan itu terdapat di wilayah pesisir China, terletak di tepi laut karena alasan keamanan.

Namun sebagian juga berlokasi jauh di pedalaman China seperti pusat pengujian Space Pioneer di Gongyi, kota berpenduduk 800.000 orang di provinsi Henan, China tengah. [ka/ab]

Sumber