Meski tampil sensual di acaranya, penyanyi itu mengaku “malu” saat tampil di balik pintu tertutup

Luísa Sonza, 25 tahun, mengungkapkan bahwa dirinya “pemalu” di balik pintu tertutup. Meskipun ada adegan sensual dalam pertunjukan dan video musiknya, penyanyi itu menyatakan bahwa dirinya menganggap dirinya “malu secara seksual”. Dalam sebuah wawancara dengan surat kabar O Globo, artis itu juga mengomentari biseksualitasnya. Saat ini, ia berpacaran dengan dokter asal Portugal Luis Ribeirinho.

“Menurutku, itu cara untuk memberdayakan diriku sendiri. Aku tidak suka seks yang berlebihan. Kurasa aku hanya tahu cara menggoda dengan bernyanyi (tertawa). Saat aku lajang, aku tidak menggoda, aku langsung ke intinya. Menurutmu mengapa ada orang yang mendekatiku? Orang-orang takut setengah mati untuk bersamaku,” kata Luísa.

Kemudian, si pirang itu bercerita tentang tidak pernah menjalin hubungan dengan seorang wanita. “Sekarang, saya berpacaran. Jadi, saya bahkan tidak memikirkannya. Namun, saya pernah jatuh cinta, saya pernah berselingkuh dengan wanita. Saya tidak banyak membicarakannya karena saya takut disalahartikan. Ada tekanan, orang-orang melabeli saya, mereka mengatakan saya ‘biseksual yang suka berpesta’. Saya selalu cenderung menjalin hubungan dengan pria, bahkan karena prasangka keluarga saya, karena saya takut akan banyak hal. Kami akhirnya membendung perasaan. Namun, sekarang saya bahagia”, kata mantan istri Whindersson Nunes.

Dalam wawancara tersebut, penyanyi tersebut juga berbicara tentang depresi berat yang dialaminya. “Saya hampir kehilangan semua perhatian terhadap diri saya sendiri,” ungkapnya. Menurutnya, film dokumenter “Se Eu fosse Luísa Sonza” direkam saat ia sedang sakit parah. Kini, sang selebritas mengatakan bahwa ia merasa lebih baik setelah menerima perawatan medis.

“Saya menemui psikiater dan minum obat,” ungkapnya. “Banyak orang tidak suka obat, tetapi terkadang kimia otak tidak seimbang. Jadi, untuk sementara, obat itu penting. Terlalu banyak obat bisa sangat berbahaya. Saya pernah mengalami masa ketika saya membutuhkan banyak obat. Sekarang, saya tidak minum bahkan setengah dari yang biasa saya minum dan saya pergi ke terapi. Saya tidak pernah setenang ini.”

Sumber