Ekspor kopi Brasil menghadapi tantangan logistik yang besar, terutama di pelabuhan negara tersebut. Eduardo Heron, direktur teknis Dewan Eksportir Kopi Brasil (Kafe Ce), menyoroti dalam sebuah wawancara mengenai masalah infrastruktur yang memengaruhi arus pengiriman kopi, khususnya di pelabuhan Santos, pelabuhan terbesar di Amerika Latin, yang dilalui sekitar 70% ekspor kopi negara tersebut.

Heron menjelaskan bahwa terjadi kekurangan kapasitas pelabuhan, tidak hanya di Santos, tetapi juga di pelabuhan Brasil lainnya, yang mengakibatkan keterlambatan dalam operasi kapal dan kepadatan di tempat bongkar muat pelabuhan. Keterlambatan ini menyebabkan kerugian yang signifikan bagi eksportir, dengan kerugian diperkirakan sekitar US$119 juta (sekitar R$600 juta) pada Mei 2024.

CeCafé telah berupaya membangun dialog dengan otoritas publik dan perusahaan pelayaran untuk mengurangi keterlambatan ini. Otoritas Pelabuhan Santos telah menunjukkan minat untuk memahami dan memecahkan masalah logistik ini, tetapi solusinya memerlukan investasi yang signifikan dalam infrastruktur, terutama untuk kargo peti kemas, yang belum mampu mengimbangi pertumbuhan ekspor.

Tantangan tidak terbatas pada paruh pertama tahun 2024. Dengan peningkatan ekspor yang diharapkan pada paruh kedua tahun ini, termasuk lebih banyak kopi dan kargo lain seperti kapas, situasinya dapat memburuk. Meskipun ada catatan seperti ekspor 4,4 juta karung kopi pada bulan Mei, skenario logistik memaksakan kebutuhan mendesak untuk investasi dan perbaikan infrastruktur pelabuhan untuk memastikan arus ekspor normal.

CeCafé mengatakan pihaknya tengah mencari solusi dari berbagai pemangku kepentingan, termasuk Badan Transportasi Jalur Air Nasional (Antaq) dan pemangku kepentingan industri lainnya. Harapannya, tanpa perbaikan substansial, tantangan logistik dapat semakin memengaruhi ekspor kopi Brasil dalam waktu dekat.

Sumber