Tragedi yang menandai peristiwa keagamaan Hindu di India utara telah mengakibatkan kematian 121 orang. Peristiwa itu terjadi pada Selasa (2/7), di desa Hathras, negara bagian Uttar Pradesh, tempat sekitar 250 ribu umat berkumpul untuk mengikuti upacara keagamaan yang dikenal sebagai satsang.
Jumlah orang yang hadir tiga kali lebih banyak dari kapasitas yang diizinkan oleh pihak berwenang, yang hanya mengizinkan 50.000 orang untuk hadir. Upacara tersebut dipimpin oleh Bhole Baba, seorang guru populer yang bernama asli Narayan Sakar Vishwa Hari.
Menurut laporan polisi, penyerbuan itu bermula ketika sejumlah besar umat mencoba mendekati sang guru untuk menyentuh kakinya dan tanah tempat ia berdiri. Situasi memanas ketika para penyelenggara menggunakan kekerasan untuk mencegah orang-orang menyingkir dari jalan menuju tempat yang aman.
Kelembaban yang tinggi dan hujan turut memperparah kekacauan, mengakibatkan orang-orang terpeleset, jatuh, dan tertimpa reruntuhan bangunan hingga tewas.
Baik penyelenggara maupun guru tidak membuat pernyataan apa pun tentang apa yang terjadi.
Guru yang bertanggung jawab atas acara keagamaan harus ditangkap
Kepala Menteri Uttar Pradesh Yogi Adityanath telah memerintahkan penyelidikan atas insiden tersebut, sementara Perdana Menteri Narendra Modi menjanjikan bantuan kepada para korban.
Kasus telah didaftarkan terhadap penyelenggara acara, dan Baba Vishwa Hari diperkirakan akan ditangkap Rabu ini (3/7), tetapi keberadaannya masih belum diketahui.
Keluarga korban yang meninggal dan hilang berkumpul di rumah sakit dan kamar mayat Hathras, mencari jawaban dan orang yang mereka cintai.
Para saksi melaporkan bahwa keributan meningkat setelah guru tersebut pergi, dengan banyak penyembah yang mencoba mengumpulkan sebagian tanah dari tempat dia berada.
Rajesh Kumar Jha, seorang anggota parlemen, mengatakan tragedi seperti ini akan terus terjadi jika pihak berwenang tidak mengambil tindakan memadai untuk menjamin keselamatan para peserta.