Bukti arkeologi menegaskan kelangsungan ritual penduduk asli Australia sejak Zaman Es terakhir. Kredit: Sifat Perilaku Manusia / CC BY 4.0

Para peneliti dan anggota komunitas Aborigin telah menemukan bukti adanya ritual kuno di Australia. Ritual ini telah dilakukan terus menerus selama sekitar 500 generasi.

Ini dimulai pada akhir Zaman Es terakhir dan berlanjut hingga abad ke-19. Penemuan penting ini terjadi di Gua Cloggs di tenggara Australia. Hal ini menunjukkan bahwa upacara ini mungkin merupakan praktik budaya tertua yang masih ada, seperti dilansir Mag Arkeologi.

Dari tahun 2019 hingga 2020, tim arkeolog dari Monash University bekerja sama dengan anggota GunaiKurnai Land and Waters Aboriginal Corporation (GLaWAC) untuk menggali Gua Cloggs di dekat Sungai Snowy di Victoria.

Situs ini, yang sebelumnya sebagian digali pada tahun 1970an, mengungkap catatan budaya Aborigin yang kaya dan terperinci selama 25.000 tahun.

Dua perapian kecil ditemukan di Gua Cloggs

Para peneliti baru-baru ini menemukan dua perapian kecil di Gua Cloggs. Masing-masing berisi sebatang tongkat yang terbuat dari kayu pohon Casuarina. Penanggalan radiokarbon menunjukkan artefak ini berusia antara 11.000 dan 12.000 tahun. Hal ini menjadikannya artefak kayu tertua yang pernah ditemukan di Australia.

Penemuan ini menjadi lebih penting ketika para peneliti menghubungkannya dengan tulisan abad ke-19 oleh Alfred Howitt, seorang antropolog awal. Howitt menggambarkan adat istiadat suku-suku di tenggara Australia, termasuk masyarakat Gunai Kurnai.

Ia menulis tentang ritual yang disebut “mulla-mullung”, yang dilakukan oleh dukun GunaiKurnai pria dan wanita. Ritual ini dilakukan dengan mengolesi tongkat dengan lemak, menaruhnya di api, dan melantunkan nama seseorang hingga tongkat tersebut jatuh, yang diyakini dapat mengeluarkan mantra.

Temuan arkeologis di Gua Cloggs mencerminkan deskripsi Howitt.

Ritual adat menunjukkan kesinambungan selama 12.000 tahun

Bruno David, penulis utama studi tersebut dan seorang arkeolog di Monash University, menjelaskan bahwa ritual-ritual ini mewakili kesinambungan selama 12.000 tahun, dengan pengetahuan yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya, menjaga praktik budaya tetap utuh selama 500 generasi.

Penelitian ini dapat terlaksana karena adanya kerjasama antara para arkeolog dan komunitas Gunai Kurnai. Russell Mullett, seorang tetua GunaiKurnai dan salah satu penulis penelitian ini, menekankan pentingnya kesempatan ini untuk menyelidiki warisan leluhur mereka. Ia memandang kajian tersebut sebagai cara untuk mendapatkan kembali pengetahuan budaya yang hilang pada masa kolonial.

Penelitian tertentu menunjukkan betapa pentingnya menggunakan pengetahuan Pribumi dan metode ilmiah secara bersamaan. Russell Mullett kagum karena artefak kuno ini bertahan dan menceritakan sebuah kisah.

Ia mengatakan hal tersebut mengingatkan kita bahwa budaya Orang Asli masih hidup dan terkait dengan masa lalunya. Mullett menjelaskan bahwa hanya dengan menggabungkan teknik ilmiah Barat dengan pengetahuan tradisional kita dapat memahami keseluruhan cerita.



Sumber