AGU, Kantor Jaksa Agung, mengajukan gugatan hukum ke Pengadilan Tinggi Kehakiman untuk meminta pengakuan atas ilegalitas dan penyalahgunaan aksi mogok pekerja lingkungan.

Dalam petisi tersebut, pemerintah federal mengklaim bahwa pemogokan tersebut berdampak pada pelaksanaan kegiatan penting oleh Ibama dan ICMBio.

AGU berpendapat bahwa ASCEMA, Asosiasi Nasional Pekerja Lingkungan Hidup, melaporkan bahwa hanya 10% dari pekerjaan yang terlibat dalam pemberian dan pembaruan lisensi lingkungan hidup akan tetap dipertahankan jika terjadi keadaan darurat atau bencana publik. Menurut AGU, pengurangan jumlah ini berdampak sangat besar.

Memenuhi kebutuhan darurat di Unit Konservasi juga dapat menyebabkan kerusakan lingkungan di kawasan lindung ini.

Bagi pemerintah federal, pekerjaan inspeksi dan perizinan lingkungan hidup merupakan kegiatan penting dan pelaksanaan hak mogok tidak boleh mengesampingkan hak penduduk untuk menikmati layanan tersebut.

Dalam aksi tersebut, pemerintah meminta penghentian sementara gerakan mogok kerja dan pemulihan layanan segera, dengan denda harian sebesar R$50.000 jika perwakilan server tidak mematuhinya.

Mogok kerja nasional karyawan Ibama, ICMBIO, Dinas Kehutanan Brasil, dan Kementerian Lingkungan Hidup dimulai pada hari Senin (1).

ASCEMA menginformasikan, selain mempertahankan 10% pegawai yang bertugas di bidang perizinan lingkungan, pelayanan pemeriksaan darurat, dan pengelolaan lingkungan, pengaktifan penuh kegiatan penyelamatan satwa liar, serta brigade pencegahan dan pengendalian kebakaran hutan akan tetap terjamin.

ASCEMA melaporkan bahwa pemogokan tersebut merupakan respons terhadap pengumuman Kementerian Manajemen dan Inovasi tentang berakhirnya negosiasi dengan kategori tersebut. Asosiasi tersebut juga menegaskan bahwa pegawai negeri tetap terbuka untuk berdialog mengenai restrukturisasi jabatan dan bahwa kerugian tersebut disebabkan oleh keengganan dan kelambanan pemerintah federal.

Dengan informasi dari Agência Brasil



Sumber