HAI Ketua DPR, Arthur Liramenyatakan beberapa waktu lalu bahwa hanya daging memiliki dampak sebesar 0,57 pp terhadap tarif pajak umum dan pencantumannya dalam keranjang dasar reformasi pajak dapat membuat “harga menjadi mahal”.

Lira menyoroti bahwa para deputi sedang bekerja untuk mengurangi tarif pajak umum, sebesar 26,5%, yang berasal dari pemerintah.

“Tidak ada kontroversi mengenai daging. Protein tidak pernah dimasukkan dalam keranjang makanan pokok. Jika dimasukkan, kita harus melihat seberapa besar pengaruhnya terhadap tarif pajak yang harus dibayarkan setiap orang.”

Ketika ditanya apakah para deputi akan mampu mengurangi tarif pajak secara keseluruhan, Lira menjawab bahwa “itu mungkin”. “Semua pembicaraan adalah tentang menganalisis setiap item, setiap permintaan, apa yang penting”, kata Lira. “Protein, daging saja, menyumbang hampir 0,57% dari tarif pajak. Saya pikir itu adalah harga yang mahal bagi semua orang Brasil.”

Lula mengatakan dalam sebuah wawancara minggu ini bahwa ia mendukung tarif pajak nol untuk daging yang paling populer, seperti chuck dan rump. “Kita harus memahami apa prioritasnya. Saya pikir hal terpenting dalam hal ini adalah mempertahankan dan meningkatkan cashback bagi orang-orang di CadÚnico, terkait dengan layanan penting, yang menghasilkan dampak yang jauh lebih besar daripada memasukkan daging, misalnya, dalam keranjang makanan pokok,” kata Lira.

Reformasi pajak

Lira menyatakan, RUU pelengkap kedua yang mengatur reformasi perpajakan akan ditunda hingga semester kedua tahun ini.

Proposal ini membahas aturan Komite Manajemen dan distribusi pendapatan dari Pajak Barang dan Jasa (IBS) ke negara bagian dan kotamadya.

Teks pertama ini membahas tulang punggung reformasi, dengan lembaga IBS, Kontribusi Barang dan Jasa (CBS) dan Pajak Selektif, di samping topik-topik seperti keranjang makanan pokok dan uang kembali.

“Anggota sudah menyampaikan bahwa proyek yang lain (dari Panitia Pengarah) sudah siap. Mulai besok akan kami bicarakan. Namun menurut saya, agar tidak terjadi kerancuan antara pokok bahasan, proyek kedua ini sebaiknya ditunda saja hingga paruh kedua tahun ini, tepat setelah kembali (dari masa reses DPR) pada bulan Agustus,” katanya.

Sumber