Meskipun pemerintah dan organisasi internasional berupaya memecahkan beberapa tantangan kemanusiaan yang paling mendesak di beberapa negara Afrika, kontribusi rata-rata masyarakat Afrika dalam menyumbangkan waktu mereka untuk membantu mereka yang membutuhkan sangatlah signifikan. Kesukarelaan meningkatkan semangat komunitas dan mendorong pertumbuhan sosial dan ekonomi di seluruh benua.
“Sebagai negara dengan jumlah penduduk muda, tingginya tingkat kesukarelaan dan kemauan membantu orang asing merupakan indikator positif dari semangat “utu” yang melambangkan kemanusiaan. Tindakan warga Kenya dalam menyumbangkan uang juga menunjukkan betapa pentingnya membantu dengan apa yang tersedia,” laporan itu berbunyi.
Kesukarelaan menumbuhkan rasa solidaritas dan rasa memiliki dalam masyarakat. Ketika orang-orang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, seperti membangun sekolah, mengorganisir kamp kesehatan, atau membimbing generasi muda, mereka memperbaiki tatanan sosial di komunitas mereka.
Upaya bersama ini tidak hanya membantu mereka yang membutuhkan, namun juga menumbuhkan budaya kerja sama dan saling mendukung yang akan diwariskan kepada generasi mendatang.
Konsep “Ubuntu”; sebuah kata Afrika kuno yang berarti ‘kemanusiaan terhadap sesama, juga di negara-negara Afrika lainnya, keyakinan akan ikatan kemitraan universal yang menghubungkan semua umat manusia, sudah tertanam kuat. Kesukarelaan merupakan perwujudan dari prinsip ini, yang mewujudkan gagasan bahwa kesejahteraan seseorang terikat pada kesejahteraan orang lain.
Berdasarkan hal tersebut, berikut adalah 10 negara Afrika dengan jumlah penduduk terbanyak yang menyumbangkan waktunya, menurut laporan CAF.
10 negara Afrika teratas dengan orang terbanyak yang menyumbangkan waktunya
pangkat | Negara | Relawan (% orang dewasa) |
---|---|---|
1. |
Liberia |
65% |
2. |
Kenya |
51% |
3. |
Sierra Leone |
42% |
4. |
Madagaskar |
41% |
5. |
anak |
38% |
6. |
Guinea |
38% |
7. |
Nigeria |
37% |
8. |
Uganda |
36% |
9. |
Ghana |
34% |
10. |
Mauritania |
34% |