Gempa Bumi mengguncang Bandung hingga mengakibatkan rumah rusak. Foto : Dok BNPB

Gempa bumi berkekuatan 5.0 M mengguncang Bandung, Rabu (18/9/2024). Akubatnya, 82 orang luka-luka dan ratusan rumah rusak.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengatakan ada 700 rumah rusak. Kerusakan paling banyak terjadi di Kabupaten Bandung sebanyak 491 unit.

Selain tempat tinggal, dampak pada bangunan di wilayah itu, di antaranya 5 unit fasilitas kesehatan, sembilan fasilitas pendidikan, dua gedung pemerintah, 18 fasilitas umum dan 27 tempat ibadah.

Sementara di Kabupaten Garut, kerusakan menimpa sebanyak 209 unit rumah, 7 sarana pendidikan dan 5 fasilitas ibadah.

BNPB mencatat jumlah korban luka-luka sejumlah 82 orang. Mereka yang luka-luka teridentifikasi 81 orang di Kabupaten Bandung dan satu lagi warga Kabupaten Garut.

Dengan rincian, 59 warga mengalami luka ringan dan 23 orang luka berat. Beruntung, hingga kini tidak ada laporan adanya korban jiwa.

“Berdasarkan data BNPB pada Rabu (18/9) pukul 15.20 WIB, total korban luka sebanyak 81 orang di Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut 1 orang,” kata Muhari dalam keterangannya.

Untuk warga yang mengalami luka berat akibat terkena reruntuhan bangunan, kata dia, saat ini sudah dibawa ke Rumah Sakit Bedas Kertasari dan Puskesmas Bedas.  

Dampak dari gempa itu terpantau terjadi di Desa Tarumajaya, Cihawuk, dan Cibeureum (Kecamatan Kertasari), kemudian Desa Margamukti (Kecamatan Pangalengan), Desa Cikawao (Kecamatan Pacet); Desa Pinggirsari (Kecamatan Arjasari); dan Desa Bojongmanggu (Kecamatan Pameungpeuk) di Kabupaten Bandung.

Di Kabupaten Garut, kerusakan terjadi di Desa Barusari, Pasirwangi, Sarimukti, dan Talaga (Kecamatan Pasirwangi),  Desa Sirnajaya (Kecamatan Tarogong Kaler),  dan Desa Mekarjaya (Kecamatan Sukaresmi).

Sementara, BMKG menjelaskan gempa Bandung terjadi akibat aktivitas Sesar Garsela. Analisis itu disampaikan oleh Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono.

“Dengan memperhatikan lokasi episentrum dan kedalaman hiposentrumnya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas Sesar Garsela. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan geser turun (oblique normal),” kata Daryono kepada wartawan, Rabu (18/9/2024).

Dia menjelaskan bahwa gempa tersebut dirasakan hingga daerah Majalaya hingga Garut. Skala intensitas gempa juga beragam.

“Gempa bumi ini berdampak dan dirasakan di daerah Majalaya dengan skala intensitas III-IV MMI (bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah), daerah Banjaran dengan skala intensitas III MMI (getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu).”

“Daerah Lembang, Parompong, Bandung Barat, Baleendah, Garut, Cileunyi dengan skala intensitas II-III MMI (getaran dirasakan nyata dalam rumah; terasa getaran seakan akan truk berlalu),” lanjutnya.

Hasil pemodelan BMKG menunjukkan bahwa gempa Bandung hari ini tidak berpotensi tsunami. (*)



Sumber