Press Screening film ‘Kupu-Kupu Kertas’ yang akan tayang lagi di bioskop. (Foto: Agnes/Nyata)

Denny Siregar Production bekerja sama dengan Maxima Pictures untuk menayangkan kembali film ‘Kupu Kupu Kertas’ pada tanggal 26 September 2024.

Film yang disutradarai Emil Heradi itu sebelumnya pernah tayang pada 7 Februari 2024. Namun baru beberapa hari tayang di bioskop, pihak Denny Siregar Production menariknya dari bioskop. Diduga penyebabnya kala itu adalah demi menghormati masa tenang pemilu.

Amanda Manopo, pemeran utama di film ‘Kupu Kupu Kertas’ menyambut baik penayangan kembali film pertamanya setelah lepas dari sinetron ‘Ikatan Cinta’. Namun, Amanda enggan menjelaskan alasan penarikan film tersebut agar tidak menimbulkan polemik.

“Yang pasti senang ya. Karena di penayangan pertama saja antusiasnya luar biasa. Semoga yang belum sempat nonton bisa nonton sekarang,” jelas Amanda Manopo saat ditemui usai press screening film ‘Kupu-Kupu Kertas’ di kawasan Epicentrum, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis malam (19/9/2024).

Proses syuting film 'Kupu-Kupu Kertas'. (Foto: Denny Siregar Production)
Proses syuting film ‘Kupu-Kupu Kertas’. (Foto: Dok. Denny Siregar Production)

Di film itu, Amanda berperan sebagai Ning, gadis polos yang berasal dari keluarga penguasa tokoh pimpinan Partai Komunis Indonesia (PKI) yang sedang mencari jati diri dan cinta sejati.

Itu merupakan film pertama Amanda dengan berlatar belakang cerita sejarah yang pernah terjadi di tanah air. Untuk mendalami karakter Ning, Amanda melakukan berbagai riset seperti mencari literasi seputar kejadian G30 S PKI hingga mengubah gaya bahasanya lebih formal dan dialeg Jawa Timur-an.

Lewat perannya itu, Amanda menyampaikan pesan bahwa ternyata cinta itu butuh perjuangan, sabar dan ikhlas.

“Kejadian di film ini pernah di era 1965 yang pada waktu itu mungkin tidak bisa diceritakan. Semoga lewat film ini bisa tersampaikan dengan baik bagaimana kondisi negara kita di era itu,” sambung aktris 24 tahun itu.

Dalam kesempatan yang sama, Iwa K menyampaikan pengalaman syuting saat memerankan Rekoso, ayah Ning, seorang tokoh PKI yang disegani di desanya. Dia harus berlatih bela diri sambil memegang cerulit.

“Saya latihan selama dua minggu sebelum syuting untuk adegan fighting dan pegang cerulit,” ujar aktor yang juga rapper itu.

Selain Amanda Manopo dan Iwa K, film itu juga dibintangi Chicco Kurniawan, Reza Oktovian, Samo Rafael, Fajar Nugra, Ayu Laksmi, dan Seroja Hafiedz. Film yang mengambil latar lokasi di Banyuwangi, dan Bondowoso, Jawa Timur itu mengangkat kisah drama antara dua orang yang terhalang akan ideologi masing-masing keluarga.

Peristiwa sejarah yang terjadi pada tahun 1965 di ujung timur Pulau Jawa itu menyajikan visual yang cukup memanjakan mata dengan pemandangan alam yang masih asri.

Cinta tidak bisa memilih. Itu yang dirasakan Ning (Amanda Manopo), gadis cantik yang dibesarkan di keluarga berpaham Partai Komunis Indonesia (PKI), ketika mulai jatuh cinta dengan Ihsan (Chicco Kurniawan) yang dilahirkan di keluarga Nahdlatul Ulama (NU).

Mulanya mereka berdua tidak peduli dengan perbedaan ini. Hingga suatu malam terjadilah pertikaian yang mengerikan.

Rasyid, kakak Ihsan (Samo Rafael) bersama puluhan anak muda Ansor lainnya, dicegat dan dibunuh oleh simpatisan PKI yang dipimpin oleh Rekoso, ayah Ning (Iwa K) dan kaki tangannya, Busok (Reza Oktovian).

Di sisi lain, Busok juga mencintai Ning dan ingin menikahinya. Mengetahui situasi akan semakin genting, Ihsan mengajak lari Ning dari amukan amarah rakyat yang akan membalas dendam. Seperti apakah kelanjutan kisah romansa antara Ning dan Ihsan? (*)

Sumber