Pesawaran, indometro.id – Politik dinasti kembali menjadi sorotan di Kabupaten Pesawaran, Lampung, seiring munculnya nama keluarga petahana dalam daftar calon kepala daerah pada Pilkada mendatang. Isu ini memancing berbagai reaksi, baik dari masyarakat, pengamat politik, hingga tokoh lokal yang mempertanyakan keberlanjutan praktik politik dinasti di kabupaten tersebut.

Sejak beberapa tahun terakhir, Kabupaten Pesawaran memang kerap dikaitkan dengan politik dinasti, di mana sejumlah jabatan strategis di pemerintahan daerah dipegang oleh individu yang memiliki hubungan keluarga dengan tokoh politik utama. Salah satu yang paling disorot adalah keluarga Bupati saat ini, yang diduga mempersiapkan anggota keluarganya untuk maju dalam Pilkada 2024. Hal ini dinilai oleh sebagian pihak sebagai upaya melanggengkan kekuasaan secara turun-temurun.

“Politik dinasti ini merugikan demokrasi lokal karena membatasi kesempatan bagi calon-calon pemimpin baru yang mungkin memiliki gagasan segar dan solusi nyata bagi masyarakat Pesawaran,” ujar Taufik, salah seorang warga setempat, Jumat (20/09/2024).

Namun, di sisi lain, pendukung praktik politik dinasti berpendapat bahwa tidak ada yang salah jika seorang anggota keluarga petahana maju sebagai calon kepala daerah, asalkan dipilih secara demokratis dan berdasarkan prestasi. Beberapa pendukung juga menilai bahwa dengan pengalaman politik yang dimiliki, anggota keluarga petahana dianggap lebih siap dan memahami permasalahan daerah.

“Yang penting bukan siapa keluarganya, tetapi bagaimana rekam jejak dan komitmen mereka untuk memajukan Pesawaran,” ungkap salah seorang pendukung calon kepala daerah dari kalangan keluarga petahana.

Meski begitu, kritik terhadap politik dinasti terus menguat. Banyak yang menilai bahwa fenomena ini cenderung membentuk kekuasaan yang eksklusif dan menimbulkan potensi konflik kepentingan. Selain itu, ada kekhawatiran bahwa kontrol kekuasaan yang terlalu lama berada di satu keluarga dapat menghambat proses regenerasi kepemimpinan serta inovasi kebijakan yang lebih progresif.

Publik di Kabupaten Pesawaran kini dihadapkan pada tantangan besar untuk menentukan arah kepemimpinan daerah mereka ke depan. Isu politik dinasti menjadi topik yang hangat diperbincangkan, tidak hanya dalam ruang diskusi politik tetapi juga di tengah-tengah masyarakat, yang sebagian besar berharap pada pemimpin yang mampu membawa perubahan nyata tanpa mengedepankan kepentingan keluarga.

Pilkada mendatang akan menjadi momen penting bagi masa depan Kabupaten Pesawaran, di mana masyarakat berharap bahwa pemilihan kepala daerah dapat berjalan secara demokratis, bersih, dan adil, serta menghasilkan pemimpin yang mampu membawa kesejahteraan bagi seluruh warganya.(*)

Sumber