IDXChannel – Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terus berupaya memaksimalkan peran dan sumbangsih perusahaan BUMN bagi masyarakat luas, terutama yang berada di sekitar wilayah operasional masing-masing.

Upaya tersebut dilakukan melalui wadah Rumah BUMN yang dikelola oleh masing-masing perusahaan BUMN, dengan beragam program pendampingan dan edukasi terkait pengelolaan keuangan, strategi marketing, penguatan brand hingga dukungan pemasaran.

Tak terkecuali yang juga dilakukan PT Semen Indonesia Tbk (SMGR), atau SIG, melalui Rumah BUMN Rembang, yang mendorong para pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di daerah tersebut untuk dapat berkembang dan menembus pasar nasional.

Seperti halnya yang dirasakan oleh Ahmad Soffa (40 tahun), pegiat UMKM asal Rembang yang mengembangkan usaha sirop dari buah kawista, di bawah pendampingan PT Semen Gresik (SG), salah satu anak usaha SIG.

“Dengan dukungan Rumah BUMN Rembang, alhamdulillah kami sudah bisa menjual ribuan botol sirop buah kawista ke wilayah Rembang, Blora, Pati, hingga Tuban,” ujar Soffa, dalam keterangan resminya, Jumat (20/9/2024).

Menurut Soffa, kekuatan bisnisnya terletak pada rasa dan aroma buah kawista yang terkenal unik dan sulit ditemukan di daerah lain di luar Rembang.

Dari kekuatan tersebut, Soffa melihat adanya potensi yang bisa dikembangkan, baik dari sisi bisnis, maupun dari segi warisan budaya sebagai buah dan minuman tradisional khas daerah Rembang.

“Pohon penghasil buah kawista ini pun di Rembang sekarang juga sudah mulai sulit ditemukan karena jarang ada pihak yang membudidayakan. Padahal buah kawista adalah salah satu identitas daerah ini, dan saya ingin masyarakat tetap bisa menikmatinya,” ujar Soffa.

Soffa menjelaskan, pihaknya memulai usaha produksi sirop kawista dengan merk Sonaya pada Agustus 2023 lalu, dengan dorongan dari kerabat dekat serta orang tua.

Berbekal resep turunan dari orang tua yang diproduksi untuk konsumsi pribadi, kini Soffa mampu menjual hingga 4.000 botol sirop kawista dalam setahun, dengan harga Rp19.000 per botol sirop.

“Berawal dari produksi dengan porsi kecil 10 botol yang dijual ke kerabat, sampai akhirnya meningkat seiring permintaan kerabat dari pembeli-pembeli sebelumnya. Alhamdulillah, sekarang ada kemajuan, selain karena peran reseller juga, banyak dari orang lokal Rembang membeli dalam jumlah banyak untuk dijadikan oleh-oleh keluarga di luar kota, terutama pada momen Ramadan kemarin,” ujar Soffa.

Soffa menambahkan, produk siropnya dibuat dengan fokus pada kualitas dan keaslian rasa. Tanpa menggunakan bahan pengawet buatan, Soffa memastikan bahwa setiap botol sirop diproses dengan komposisi yang tepat.

Soffa pun berharap produknya dapat dinikmati oleh masyarakat luas sebagai bentuk pelestarian buah khas Rembang.

“Sirop kawista Sonaya diproduksi tanpa bahan pengawet pabrikan, pencampuran komposisi yang pas dengan menggunakan gula tebu premium. Saya berusaha menjaga cita rasa asli kawista setelah melalui beberapa kali eksperimen resep, agar masyarakat bisa menikmati rasa sirop kawista yang autentik,” ujar Soffa.

Keberhasilan Soffa tidak terlepas dari peran Rumah BUMN Rembang PT Semen Gresik. Sejak bergabung pada bulan Januari 2024 lalu, Soffa merasakan berbagai manfaat, antara lain ilmu untuk melakukan pembukuan keuangan yang efektif, peningkatan omzet, hingga desain kemasan.

“RB Rembang banyak membantu saya dalam mengembangkan usaha ini, mulai dari pelatihan hingga dukungan pasar melalui display produk di workshop RB Rembang. Sekarang, produk kami lebih dikenal dan permintaan terus meningkat. Saya berharap, dengan dukungan berkelanjutan dari RB Rembang, akan lebih banyak pelaku usaha lokal yang bisa mengembangkan potensi bisnis dan menjaga nilai lokal yang ada,” ujar Soffa.

Menurut Corporate Secretary SIG, Vita Mahreyni, sebagai perusahaan BUMN, SIG berkomitmen untuk terus mendukung kemajuan dan pengembangan UMKM melalui berbagai program pembinaan, untuk menggerakkan perekonomian daerah.

“UMKM memegang peranan penting dalam perekonomian karena mendukung pemberdayaan masyarakat dalam hal pengentasan pemasalahan sosial seperti pengangguran dengan membuka lapangan pekerjaan,” ujar Vita.

Vita berharap, dengan pendampingan yang berkelanjutan, akan lebih banyak UMKM dapat berkembang, berdaya saing, mandiri dan mampu menembus pasar nasional hingga global, sehingga mampu memberikan manfaat secara berkelanjutan bagi bangsa dan negara.

Selama empat tahun, RB Rembang telah membantu lebih dari 400 mitra UMKM dan mencatatkan transaksi senilai Rp3,9 miliar. Melalui pelatihan dan pendampingan, RB Rembang terus menjadi mitra strategis bagi para pengusaha lokal yang ingin mengembangkan usahanya, seperti yang dialami Ahmad Soffa.

(taufan sukma)



Sumber