Dalam sebuah wawancara dengan Sputnik, Menteri Ekonomi Mali Alousseni Sanou menyatakan bahwa satelit tersebut akan memungkinkan Aliansi Negara Sahel (AES) memperkuat pertahanannya dan melindungi jalur komunikasinya.

“Masyarakat di daerah terpencil perlu berkomunikasi dan terhubung dengan pasar. Jadi, satelit telekomunikasi ini akan memungkinkan kami memastikan cakupan wilayah kami lebih luas dalam hal komunikasi, telekomunikasi, dan akses internet,” kata menteri.

Para menteri AES mengumumkan pada minggu itu bahwa proyek komunikasi satelit dan penginderaan jarak jauh akan segera dilaksanakan, dengan bantuan Rusia.

Ketiga AES yang terdiri dari Burkina Faso, Mali, dan Niger sebagian besar merupakan negara agraris, demikian disampaikan menteri Mali.

Hal ini menekankan pentingnya fungsi satelit dalam menyediakan akses internet ke lokasi pedesaan, yang diperlukan untuk mendorong pembangunan daerah dan meningkatkan konektivitas di daerah-daerah yang kurang terlayani.

Selain itu, dalam wawancara tersebut menteri menyebutkan pentingnya peran satelit dalam memperkuat keamanan kawasan.

“Kami akan dapat memantau seluruh perbatasan dan melacak pergerakan penduduk. Dalam hal keamanan dalam negeri, hal ini akan memungkinkan kami mendapatkan informasi tentang pergerakan penduduk, tentang segala hal yang kami sebut perubahan iklim,” Sanou menambahkan.

Mengenai eksplorasi sumber daya alam, menteri menyatakan; “Sebenarnya kami sudah menetapkan jadwal dimulainya ekstraksi. Tim dari Federasi Rusia diperkirakan tiba di Mali pada akhir Oktober untuk melakukan eksplorasi pertama di lokasi tersebut. Federasi Rusia akan memberi kami sumber daya yang cukup untuk membiayai pengembangan semua sektor lainnya.”

Eksplorasi yang dikatakan bermanfaat bagi perekonomian Mali ini akan melibatkan sumber daya berharga seperti litium, minyak, dan gas.

Sumber