Liburan ulang tahun ke-30 pasangan asal Inggris ke Kepulauan Canary berubah menjadi mimpi buruk setelah serangga menggigit mereka di resor bintang empat tersebut. Julie dan Stephen Mayhew, dari West Yorkshire, menderita hampir 100 gigitan di kaki, lengan dan bahu mereka setelah menghabiskan £1.600 untuk menginap 11 malam di bulan Juni.

Julie, 50, menggambarkan keterkejutannya: “Saat kami sampai di kamar, saat itu sudah larut malam. Saya melihat ada serangga di tempat tidur tetapi langsung mengeluarkannya karena saya tidak menyadari serangga apa itu.” Meskipun ada peringatan dari staf hotel, yang mengganti linen, gigitannya semakin parah. “Saya ke dokter, katanya reaksi alergi, tapi saya tidak tahu itu kutu busuk sampai saya membagikan fotonya ke teman-teman,” tambah Julie. Gigitan dan ruam memaksa pasangan tersebut membatalkan aktivitas yang direncanakan dan menghindari sinar matahari, sehingga merusak lima hari terakhir liburan mereka.

Tindakan Hukum Terhadap Cuti Jet2

Meskipun melaporkan serangan tersebut ke Jet2 Holidays, kekhawatiran mereka diabaikan. “Mereka tidak mempercayai saya dan mengatakan bahwa hotel tersebut tidak pernah mempunyai masalah dengan kutu busuk,” jelas Julie. Sekarang, keluarga Mayhew mengambil tindakan hukum terhadap Jet2 Holidays, dengan pengacara mereka membangun kasus berdasarkan bukti serangan serangga. “Diduga penggugat menderita gigitan serangga akibat kegagalan hotel memeriksa dan membersihkan kamar dengan benar,” kata Oliver Linton dari Biro Klaim Liburan.

Infestasi kutu busuk sedang meningkat di Kepulauan Canary

(Foto: Stephen Mayhew)

Kepulauan Canary sedang berjuang mengatasi masalah serangan serangga yang kian meningkat, yang semakin memburuk setelah wabah tersebut terjadi. mengikuti Mingguan TenerifeSetelah hampir diberantas, kutu busuk kembali muncul di wilayah tersebut karena meningkatnya perjalanan internasional. Perusahaan pengendalian hama di Kepulauan Canary menghadapi tantangan dalam memberantas hama ini seiring kembalinya pariwisata ke tingkat sebelum pandemi. Kutu busuk tumbuh subur di tempat-tempat wisata karena masuknya wisatawan secara terus-menerus dan kecenderungan mereka menyebar melalui koper, tempat tidur, dan furnitur.

Luis Calderón, direktur teknis Seranca, sebuah perusahaan pengendalian hama di Kepulauan Canary, telah menyuarakan keprihatinan tentang penyebaran kutu busuk di hotel. “Dengan meningkatnya pergerakan, kutu busuk telah menjadi masalah utama di tempat-tempat wisata seperti Kepulauan Canary. Hotel harus menerapkan pedoman yang ketat untuk mencegah infestasi,” jelas Calderón. Para ahli memperingatkan bahwa kutu busuk dapat tetap bersembunyi di celah-celah kasur dan sandaran kepala, dan memakan darah manusia di malam hari. Tanda-tanda infestasi termasuk bintik-bintik hitam dari kotoran serangga, sehingga deteksi dini merupakan kunci untuk mencegah wabah besar.

Penggunaan Pestisida yang Tidak Tepat Memperburuk Situasi

Meningkatnya jumlah serangga bukan satu-satunya masalah yang mempengaruhi Kepulauan Canary. mengikuti Berita di Spanyolada juga lonjakan jumlah kecoa dan tikus yang signifikan. Data dari National Association of Environmental Health Companies (ANECPLA) menunjukkan peningkatan serangan kutu busuk sebesar 22% selama dua tahun terakhir. Selain itu, beberapa perusahaan pengendalian hama yang menggunakan pestisida yang tidak tepat telah memperburuk masalah ini. Meskipun Spanyol memiliki peraturan yang jelas mengenai penggunaan pestisida, kurangnya penegakan hukum telah menyebabkan beberapa perusahaan menggunakan bahan kimia yang tidak sah, sehingga semakin membahayakan kesehatan masyarakat.

Jet2 Holidays belum berkomentar lebih lanjut mengenai situasi ini, dengan alasan proses hukum yang sedang berlangsung.

Sumber