Sultra1news – Front Pro Demokrasi mengecam keras pembubaran paksa acara diskusi diaspora bertajuk Silaturahim Nasional Diaspora Bersama Tokoh dan Aktivis Nasional yang digelar di Hotel Grand Kemang, Kemang, Jakarta Selatan, pada (28/9).

Demikian pernyataan sikap Barisan Pro Demokrasi yang dikutip Senin (30/9).

Sejumlah tokoh dan aktivis yang tergabung dalam Barusan Pro Demokrasi antara lain M. Said Didu, Anthony Budiawan, Refly Harun, Roy Suryo, Abraham Samad, Petrus Selestinus, Andi Sahrandi, Jimly Asshiddiqie, Ikrar Nusabakti, Palaar Batubara, I Dewa Gede Palaguna. Jaya Suprana, Bivitri Susanti, dan Andy Noya

“Para preman yang tidak diketahui identitasnya secara demonstratif menyerbu tempat acara di kamar hotel dan membubarkan paksa rapat, berteriak, merobek spanduk, dan mengacak-acak ruangan untuk membubarkan diskusi,” tulis Barisan Pro Demokrasi.

Ironisnya, saat kekerasan terjadi, hal itu diketahui pihak keamanan. Pasalnya, penggerebekan hotel tersebut dilakukan di hadapan sejumlah petugas polisi.

Diduga kuat telah terjadi kelalaian aparat kepolisian yang seharusnya bertugas menjaga keamanan, tulisnya.

Untuk itu, Kapolri didesak segera mengusut, mengusut, dan menindak para pelaku, termasuk mereka yang memerintahkan atau bertanggung jawab atas aksi premanisme tersebut.

Tindakan pembubaran diskusi merupakan teror terhadap warga negara yang tidak boleh terjadi di negara yang menjunjung tinggi supremasi hukum dan demokrasi, lanjutnya.

Sumber