Halo rekan-rekan pelari, Dr. Roberto Beck hadir lagi. Kali ini dengan tema yang penuh pertimbangan dan prasangka, yang untungnya perlahan-lahan berhasil kita sesuaikan secara historis. Stigma sosial seputar penggunaan ganja, terutama dalam konteks pengobatan, merupakan isu yang semakin mengemuka dalam beberapa tahun terakhir seiring dengan mulai berubahnya persepsi masyarakat. Namun, masih banyak tantangan yang dihadapi, yang mencerminkan prasangka sejarah dan budaya yang menghambat kemajuan peraturan dan penerimaan tanaman tersebut.

Stok Adobe

Secara historis, ganja dipandang sebagai obat yang dikaitkan dengan kriminalitas dan perilaku terpinggirkan, terutama di kalangan kelompok rentan. Pandangan negatif ini telah diperkuat selama beberapa dekade melalui kampanye disinformasi dan stigmatisasi, sehingga menimbulkan resistensi sosial yang kuat terhadap penggunaannya, bahkan untuk tujuan terapeutik.

Namun, seiring dengan meningkatnya penelitian ilmiah dan semakin banyaknya bukti manfaat ganja dalam pengobatan, persepsi tersebut mulai berubah. Di Brasil, perubahan ini terlihat dalam diskusi tentang penggunaan tanaman sebagai obat, yang telah menunjukkan efektivitas dalam mengobati kondisi seperti epilepsi, nyeri kronis, perawatan kanker, insomnia, dan lain-lain.

Persetujuan terhadap kebijakan publik yang mengakui manfaat terapeutik ganja merupakan langkah penting menuju penghapusan stigma yang terkait dengan penggunaannya.

Saat ini salah satu kendala utama adalah konservatisme agama dan budaya yang merasuki masyarakat Brasil. Keyakinan agama seringkali secara langsung mempengaruhi opini publik dan keputusan politik mengenai penggunaan ganja. Penting untuk mendorong dialog terbuka yang menjelaskan manfaat terapeutik tanaman dan menghilangkan mitos-mitos berbahaya.

+ Ikuti Webrun di Instagram!
+ Unduh Aplikasi Tiket Olahraga sekarang dan miliki kalender acara olahraga di telapak tangan Anda!

Selain itu, kurangnya regulasi yang jelas dan komprehensif mengenai produksi dan distribusi produk berbahan ganja terus menjadi kendala. Saat ini, akses terhadap obat-obatan ganja di Brasil dibatasi, meskipun faktanya kami sudah memiliki obat-obatan ganja di apotek biasa dengan resep berwarna biru. Proses birokrasi impor semakin sederhana dan intuitif.

Jalan menuju masa depan

Untuk memajukan perjuangan melawan stigma terkait penggunaan ganja, diperlukan upaya bersama antara profesional kesehatan, legislator, dan masyarakat sipil. Mempromosikan kampanye informasi berdasarkan bukti ilmiah dapat membantu mengubah persepsi negatif dan mendorong diskusi yang lebih rasional mengenai topik tersebut. Selain itu, memastikan bahwa suara pasien dan keluarga mereka didengar dapat memanusiakan masalah ini dan menyoroti pentingnya akses terhadap ganja medis.

Ringkasnya, meskipun ada evolusi dalam persepsi sosial terhadap ganja medis di Brasil, tantangannya tetap ada. Mengatasi stigma memerlukan pendekatan multifaset yang mencakup pendidikan, peraturan yang jelas, dan dialog terbuka dengan semua sektor masyarakat.

Hanya dengan cara ini kita dapat menjamin bahwa semua orang yang memperoleh manfaat dari penggunaan ganja untuk tujuan pengobatan mempunyai akses yang aman dan efektif terhadap pengobatan yang diperlukan.



Sumber