Perdana Menteri Irak mengatakan badan militer dan keamanan negaranya dapat menjaga keamanan negaranya meskipun terjadi peningkatan serangan. [Getty/archive]
Empat tentara Irak tewas Rabu dan beberapa lainnya terluka dalam penyergapan yang dilakukan kelompok ekstremis ISIS, kata Kementerian Dalam Negeri Irak.
Serangan itu terjadi beberapa hari setelah militer AS mengumumkan bahwa pasukan koalisinya yang memerangi ISIS di Irak dan Suriah akan menarik diri dari wilayah Irak tahun depan namun tetap mempertahankan kehadirannya di Suriah hingga tahun 2026.
Meskipun ISIS kehilangan kekhalifahannya yang menguasai sebagian besar wilayah Irak dan Suriah timur pada tahun 2019, ISIS terus melancarkan serangan melalui sel-selnya yang tersebar, yang tahun ini ukurannya hampir dua kali lipat, dan mencoba merekrut lebih banyak orang.
Menurut CENTCOM, ISIS mengklaim melakukan 153 serangan di kedua negara dalam enam bulan pertama tahun 2024. Dikatakan bahwa mereka membunuh 37 militan ISIS dan Al-Qaeda di Suriah timur dalam dua serangan.
Juru bicara kementerian Brigjen. Jenderal Miqdad Miri mengatakan tiga tentara terluka ketika tentara dari Unit Intelijen Brigade ke-42 sedang menjalankan misi pengintaian di daerah berbatu dekat kota Kirkuk di utara.
“Kami telah mengambil tindakan untuk mengepung dan melacak sel teroris tersebut,” tambah Miri.
Perdana Menteri Irak Mohammed Shia al-Sudani menyatakan bahwa militer dan badan keamanan negaranya mampu menjaga keamanan negara meskipun serangan meningkat.
Di timur laut Suriah, koalisi pimpinan AS bersama dengan Pasukan Demokratik Suriah pimpinan Kurdi yang didukung AS dan menguasai wilayah tersebut sedang memburu sel-sel dan para pemimpin ISIS.