Penanaman kedelai di Mato Grosso mencapai 8,81% dari perkiraan luas panen tahun 2024/25 hingga Jumat (11) ini, menurut Institut Ekonomi Pertanian Mato-Grossense (IMEA). Evolusi ini menunjukkan peningkatan sebesar 6,73 poin persentase dibandingkan minggu sebelumnya, namun kemajuan tersebut masih dianggap tertunda karena awal musim kemarau.

Meningkatnya kebakaran di wilayah tersebut membuat para petani khawatir dan berdampak langsung pada kalender tanam. Lucas Costa Bêber, presiden Aprosoja-MT, menyoroti pentingnya penerapan langkah-langkah pencegahan dan pengelolaan. Tertundanya hujan memaksa para produsen untuk beralih ke daerah-daerah yang diairi melalui pusat irigasi, namun asap mengurangi cahaya, menyebabkan banyak orang menunda penanaman untuk memastikan kondisi fotosintesis dan produktivitas yang lebih baik.

Selain berdampak pada kedelai, tertundanya hujan juga berdampak pada penanaman jagung sehingga meningkatkan kekhawatiran terhadap produksi kedua tanaman tersebut. Bêber menyoroti pentingnya penanaman langsung pada jerami, yang menjaga kelembapan tanah dan mendaur ulang unsur hara, sehingga berkontribusi terhadap produktivitas. Praktik ini menjadi penting, karena kebakaran memerlukan investasi pengendalian yang besar dan menimbulkan risiko terhadap keselamatan dan properti produsen.

Sumber