Mengingat prospek pertumbuhan ekonomi di Afrika, studi Heart of Africa menemukan bahwa Afrika Timur masih menjadi sub-kawasan dengan kinerja ekonomi terbesar di benua ini.

Menurut laporan Bank Dunia, perekonomian subkawasan Afrika Timur dan Selatan (AFE) diperkirakan akan tumbuh dari 1,7% pada tahun 2023 menjadi 2,2% pada tahun 2024 dan kemudian mencapai 3,9 persen pada tahun 2025–2026.

Dengan tingkat pertumbuhan sebesar 4,7% pada tahun 2024 dan tingkat pertumbuhan yang diharapkan sebesar 5,7% pada tahun 2025–2026, Komunitas Afrika Timur mengungguli sub-kawasan Afrika lainnya.

Negara-negara yang memberikan kontribusi terbesar terhadap kinerja pertumbuhan Komunitas Afrika Timur adalah Kenya, Rwanda, Tanzania dan Uganda.

Perekonomian Kenya sendiri diperkirakan akan tumbuh sebesar 5% pada tahun 2024 dan 5,1% pada tahun 2025–2026.

Konsumsi swasta dan investasi di negara Afrika Timur didorong oleh membaiknya kondisi makroekonomi, yang tercermin dari menurunnya inflasi dan mata uang lokal yang lebih stabil.

Shilling Kenya telah berubah dari salah satu mata uang dengan kinerja terburuk pada tahun 2023, menjadi mata uang dengan kinerja terbaik pada tahun 2024. Mata uang ini naik 21% tahun ini hingga akhir Agustus 2024.

Selain itu, sebagai akibat dari kendala likuiditas, Kenya lebih rentan terhadap ketidakstabilan keuangan makro karena negara tersebut perlu mengumpulkan uang untuk membayar defisit fiskal dan pelunasan obligasi dalam jumlah besar.

Dari sisi produksi sektoral, kegiatan perekonomian ditopang oleh pemulihan pariwisata dan pertanian.

Sumber