NASA selalu mencari kehidupan di Mars, dan pada hari Kamis, badan antariksa tersebut diumumkan satu tempat di mana ia bisa berkembang.

Pengumuman tersebut menggambarkan sesuatu yang baru kertasditerbitkan pada hari Kamis di jurnal Nature Communications Earth & Environment, yang menunjukkan bahwa es berdebu dapat mengosongkan cukup air beku sehingga cahaya dapat menembus sembilan kaki di bawah permukaan.

Di Bumi, salju tebal dan es sering kali mencair dari dalam ke luar. Partikel debu yang menempel di air beku dapat menimbulkan kantong. Sinar matahari kemudian dapat bertindak seperti rumah kaca, memungkinkan terjadinya fotosintesis. Para ilmuwan memperkirakan proses yang sama mungkin terjadi di Mars.

Terlindung dari permukaan Mars yang tidak bersahabat, namun dikelilingi oleh air cair dan dihangatkan oleh efek rumah kaca sinar matahari, kantong-kantong ini bisa menjadi tempat berlindung bagi kehidupan mikroba fotosintetik.

Saat sinar matahari menyinari debu berisi es ini, debu tersebut menghasilkan panas yang cukup untuk mencairkan es. Saat air cair merembes ke dalam, partikel debu ikut terbawa sehingga menciptakan kantong-kantong ini. “Kantong dapat menyuburkan ekosistem yang berkembang untuk bentuk kehidupan sederhana,” menurut NASA.

Para peneliti memperkirakan Terra Sirenum, wilayah yang terletak di belahan bumi selatan Mars, bisa menjadi tuan rumah bagi kondisi seperti itu. Para ilmuwan menduga tepi putih di sepanjang parit Terra Sirenum mungkin mengandung es berdebu.

“Jika kita mencoba menemukan kehidupan di mana pun di alam semesta saat ini, paparan es di Mars mungkin akan menjadi salah satu tempat termudah untuk kita cari,” Aditya Khullerpeneliti planet di Jet Propulsion Laboratory NASA di California dan penulis utama studi tersebut, dalam pengumuman NASA.

Mars kehilangan kualitas utama yang membuat Bumi layak huni. Pertama, Mars tidak memiliki medan magnet pelindung untuk menolak sinar kosmik dan radiasi matahari. Meskipun Mars mempunyai atmosfer, atmosfernya tipis. Air beku di permukaan planet jika dipanaskan tidak meleleh, malah langsung berubah menjadi gas, fenomena ini disebut sublimasi. Itu sebabnya debu di es adalah kuncinya.

Jika debu menyebabkan es mencair di bawah permukaan, es tersebut akan tetap mencair. Dan kehidupan mikroba, jika ada di Mars, akan memiliki lapisan es di atasnya untuk melindunginya dari lanskap Mars yang keras dan tandus.

“Meskipun air cair di permukaan Mars kemungkinan besar akan menguap,” menurut makalah tersebut, “air cair yang dihasilkan di salju dapat stabil terhadap penguapan.”

Model komputer mengungkapkan kepada tim peneliti bahwa sinar matahari yang cukup dapat memasuki kantong es bawah tanah untuk mendorong fotosintesis. Tebakan terbaik tim mengenai di mana tempat di Mars ini dapat ditemukan adalah di daerah tropis Planet Merah. Artinya, garis lintangnya lebih dari 30 derajat dari garis khatulistiwa, tetapi garis lintangnya tidak lebih dari 60 derajat.

Di Bumi, lubang kriokonit adalah rumah bagi “beragam organisme” seperti bakteri, ganggang hijau, jamur, dan diatom, tambah penulis makalah tersebut.

Langkah selanjutnya adalah menciptakan kembali es Mars yang berdebu di laboratorium. Melihat lebih jauh, para ilmuwan dapat mulai memetakan tempat-tempat terbaik di mana hal ini dapat berperan. Lokasi ini bisa menjadi tempat persinggahan atau pendaratan untuk misi eksplorasi di masa depan.

Sumber