Angkatan Laut Meksiko, Jumat (18/10), mengumumkan keberhasilan mereka menyita lebih dari 8,3 ton narkoba di Samudra Pasifik, sebuah rekor untuk sebuah operasi di laut.

“Personel Angkatan Laut menyita 8.361 kilogram kargo ilegal, yang merupakan jumlah narkoba terbesar yang disita dalam operasi maritim, yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah,” menurut pernyataan Kementerian Angkatan Laut.

Pernyataan tersebut tidak menyebutkan jenis narkoba yang disita, tetapi mengatakan bahwa nilainya mencapai 2,099 miliar peso (sekitar Rp1,63 triliun).

Mereka mengatakan dua puluh tiga orang ditangkap dalam penggerebekan di barat daya pelabuhan Lazaro Cardenas, di lepas pantai barat Meksiko.

Narkoba tersebut didistribusikan melalui enam perahu kecil, dan salah satu perahu tersebut adalah kapal selam, tambah kementerian tersebut.

Sebelumnya, penyitaan narkoba terbesar dalam sejarah Meksiko mencapai 23 ton kokain Kolombia pada November 2007.

Selama beberapa dekade, Meksiko menjadi pusat perdagangan narkoba ke Amerika Serikat. Sejumlah besar kartel bersaing untuk menguasai pasar tersebut.

Negara bagian Michoacán, tempat penyitaan itu terjadi, menjadi lokasi bentrokan antara geng-geng kriminal, termasuk kartel Jalisco Nueva Generación, salah satu kelompok paling kuat dan kejam di Meksiko.

Kementerian tersebut mengungkapkan bahwa penggerebekan terbaru yang dilaporkan padaJumat dilakukan “beberapa hari yang lalu” oleh unit dengan menggunakan helikopter.

Sekitar 8.700 liter bahan bakar, salah satu perdagangan gelap yang dikendalikan oleh kartel narkoba, juga ditemukan di kapal-kapal yang digerebek tersebut.

Pada 23 Agustus, pihak berwenang berhasil menyita sekitar tujuh ton narkoba dalam dua operasi terpisah di wilayah yang sama.

Angkatan Laut Meksiko, yang menjalankan operasi pengawasan secara terus-menerus, menemukan berbagai jenis pengiriman narkoba, termasuk pada 2016 di mana kokain disembunyikan dalam 217 tong saus cabai.

Selama beberapa dekade, Meksiko menjadi rute utama perdagangan narkoba ke Amerika Serikat, memicu perselisihan antara berbagai kelompok narkotika.

Presiden perempuan pertama negara itu, Claudia Sheinbaum, yang mulai menjabat pada 1 Oktober, menghadapi tantangan besar untuk mengatasi kartel narkoba dan kejahatan terkait.

Ia berkomitmen untuk melanjutkan strategi “pelukan bukan peluru” yang diterapkan oleh pendahulunya, Andres Manuel Lopez Obrador, dengan fokus pada kebijakan sosial untuk mengatasi kejahatan dari akar permasalahannya.

Sejak pemerintah Meksiko mengerahkan tentara untuk memerangi perdagangan narkoba pada 2006, lebih dari 450.000 orang tewas, dan puluhan ribu lainnya hilang akibat kekerasan yang terus berlangsung. [ah/ft]

Sumber