Ketika perusahaan terus mendesak pekerjanya untuk kembali ke kantor, sebuah survei baru mengungkapkan wawasan mengejutkan mengenai kebiasaan kerja jarak jauh. Di AS, 32% pekerja jarak jauh mengaku diam-diam bekerja saat liburan tanpa sepengetahuan manajer mereka.

Temuan ini memperkuat argumen bagi pengusaha yang mendukung kembalinya kantor, dengan alasan peningkatan akuntabilitas dan pengawasan. Meskipun ada penolakan keras dari para pekerja dan perusahaan seperti Amazon, hasil survei ini menyoroti mengapa beberapa perusahaan tetap berkomitmen untuk membawa pekerja kembali ke kantor. Mandat baru-baru ini untuk kembali menjabat memberikan hasil yang beragam di negara-negara seperti India dan Amerika Serikat.

Di AS, raksasa teknologi seperti Microsoft, Apple, dan SpaceX telah mengalami arus keluar karyawan tingkat senior yang signifikan, menurut sebuah laporan. makalah penelitian dari Universitas Michigan, Universitas Chicago, dan Urusan Masyarakat Ipsos.

Menyusul mandat CEO Amazon Andy Jassy agar pekerja perusahaan kembali bekerja di kantor, para pekerja mengancam untuk “berhenti secara perlahan.” Selain itu, survei terbaru dari agensi PR Reboot Online menemukan bahwa penelusuran online untuk “hak legal untuk bekerja dari rumah” di kalangan karyawan Amazon Inggris telah meningkat dalam seminggu terakhir.

Meskipun terdapat penolakan dan kontroversi yang meluas mengenai kebijakan kembali ke kantor, banyak perusahaan tetap berkomitmen untuk mengembalikan pekerjanya ke tempat kerja. Meskipun masing-masing perusahaan mungkin memiliki alasan yang berbeda-beda atas keputusan ini, sebuah survei baru memberikan argumen kuat yang mendukung penerapan kebijakan tersebut.

Bagaimana Pekerja Jarak Jauh Menghabiskan Waktunya

Pekerja jarak jauh dan hybrid sering kali memuji produktivitas mereka, mengklaim bahwa mereka bebas dari gangguan kantor dan perjalanan yang memakan waktu. Namun, sebuah survei baru menyoroti bagaimana pekerja jarak jauh benar-benar menghabiskan waktu mereka. Peringatan spoiler: Ini tidak selalu berfokus pada kertas putih dan presentasi PowerPoint.

Meskipun pekerja kantoran mungkin membuang waktu untuk mengirim pesan kepada teman atau menelusuri TikTok, pekerja jarak jauh sering kali menggunakan jarak mereka dari manajemen untuk mengerjakan tugas pribadi atau sekadar bermain-main.

Menurut a SurveiMonyet survei terhadap 3.117 pekerja penuh waktu di AS, hampir setengah dari pekerja jarak jauh melakukan banyak tugas selama panggilan kerja atau menyelesaikan pekerjaan rumah tangga seperti membongkar mesin cuci piring atau mencuci pakaian.

Hampir sepertiga pekerja jarak jauh memanfaatkan fleksibilitas kerja jarak jauh untuk menyelesaikan tugas pribadi, seperti berbelanja atau mengambil cucian kering. Selain itu, satu dari lima pekerja jarak jauh juga mengaku tidur siang selama jam kerja.

Sejumlah besar pekerja jarak jauh, sekitar 17 persen, mengaku bekerja dari lokasi berbeda tanpa memberi tahu siapa pun atau melakukan aktivitas seperti menonton TV atau bermain video game. Selain itu, persentase yang lebih kecil, yaitu 4 persen, mengaku melakukan pekerjaan lain sambil bekerja jarak jauh.

Dari Tidur Siang hingga Belanja Online

Multitasking selama panggilan Zoom adalah praktik umum di kalangan pekerja jarak jauh dan hybrid. sepertiganya mengaku menggunakan kamar mandi selama panggilan berlangsung. Pada saat yang sama, 21 persen mengatakan mereka melakukan aktivitas seperti menjelajahi media sosial, 14 persen berbelanja online, 12 persen mencuci pakaian, dan 9 persen menggunakan waktu dengan membersihkan dapur.

Dalam sebuah pengungkapan yang mengejutkan, empat persen pekerja jarak jauh mengaku tertidur saat melakukan panggilan Zoom, sementara tiga persen mengaku sedang mandi. “Karyawan membuat peraturan mereka sendiri untuk mengakomodasi tuntutan lingkungan kerja yang bertekanan tinggi,” kata Wendy Smith, manajer senior ilmu riset di SurveyMonkey.

“Satu hal yang kami temukan adalah apa yang mungkin Anda anggap sebagai ‘perilaku di luar kebiasaan’ tersebar luas,” tambah Smith. Bahkan manajer dan eksekutif pun bersalah melakukan multitasking selama panggilan kerja. Lebih dari separuh manajer dan 49 persen eksekutif mengaku melakukan hal tersebut, menurut Smith.

Menanggapi pertanyaan, “apakah Anda pernah menjelajahi media sosial saat melakukan video call atau konferensi di tempat kerja,” para manajer, eksekutif, dan kontributor individu melaporkan tingkat yang sama: masing-masing 22 persen, 20 persen, dan 21 persen.

Namun, manajer dan eksekutif lebih cenderung berbelanja online selama panggilan kerja dibandingkan kontributor individu, masing-masing sebesar 16 persen dan 14 persen, dibandingkan dengan 12 persen kontributor individu. Perbedaan generasi dalam kebiasaan kerja terlihat jelas:

  • 26 persen generasi milenial mengaku tidur siang selama hari kerja, dibandingkan dengan 16 persen generasi X.
  • 18 persen Gen Z telah melakukan pekerjaan lain, sementara hanya 2 persen Gen X dan 1 persen Boomer yang pernah bekerja.
  • 31 persen Gen Z pernah bekerja dari lokasi berbeda tanpa memberi tahu siapa pun, dibandingkan dengan 16 persen Gen X.

Bahkan ketika perusahaan berupaya untuk kembali bekerja di kantor, pekerja jarak jauh terus memaksimalkan fleksibilitas pengaturan kerja mereka. Hal ini menyoroti ketegangan yang sedang berlangsung antara keinginan pengusaha untuk melakukan kolaborasi tatap muka dan preferensi karyawan terhadap pekerjaan jarak jauh.

Sumber