Galatasaray mengalahkan Fenerbahce 3-1, mengakhiri rekor 32 pertandingan tak terkalahkan Fenerbahce yang mengesankan di Super Lig Turki, pada Sabtu malam.

Laga ini menandai debut José Mourinho sebagai pelatih Fenerbahce pada derby Istanbul yang berujung kekalahan pahit bagi manajer asal Portugal tersebut.

Galatasaray mengambil kendali lebih awal, melalui gol bunuh diri Dominik Livakovic dari Fenerbahce pada menit ke-20.

Dries Mertens menambah satu gol lagi di menit ke-28, membawa Galatasaray unggul 2-0 di babak pertama.

Babak kedua Gabriel Davi Gomes mencetak gol ketiga Galatasaray pada menit ke-59.

Meski Fenerbahce berhasil mencetak gol melalui penalti Edin Dzeko pada menit ke-63, namun masih terlambat untuk mengubah hasil.

Striker Nigeria Victor Osimhen memberikan kontribusi gemilang melalui umpan kelas dunia pada menit ke-28.

Meskipun ia sendiri tidak mencetak gol, permainan Osimhen secara keseluruhan memainkan peran kunci dalam kemenangan tersebut, menunjukkan kemampuannya untuk berkontribusi lebih dari sekedar mencetak gol.

Ingat, Osimhen yang bergabung dari Napoli dengan status pinjaman pada laga debutnya melawan Çaykur Rizespor juga memberikan assist pekan lalu.

Kemenangan tersebut mengokohkan posisi Galatasaray di puncak klasemen Super Lig, sementara harapan Fenerbahce untuk memenangkan derby pupus, meski Mourinho telah melakukan upaya taktis.

Mourinho kemungkinan akan merenungkan kelemahan pertahanan timnya dan berusaha bangkit kembali di pertandingan mendatang, lapor Turkiye Sports.

Pemain internasional Nigeria berusia 25 tahun itu melepaskan empat tembakan ke gawang, salah satunya tepat sasaran.

Menjelang derby besar ini, Mourinho bersikap ramah terhadap pemain Afrika itu dengan menyatakan bahwa ia cenderung mengambil risiko.

“Saya tidak punya masalah dengan Victor,” Mourinho, yang baru-baru ini melatih Roma di Serie A sebelum bergabung dengan Fenerbahce, mengatakan kepada HT Spor.

“Faktanya, kami memiliki hubungan yang sangat baik. Namun setiap kali saya melawannya, saya berbicara dengannya karena saya tidak menyukai perilakunya. Dia terlalu banyak menyelam.

“Saya mengatakan kepadanya, ‘Lihat, Anda adalah salah satu dari dua pemain terbaik di Afrika, Anda dan Mohamed Salah.’

“Dulu, Didier Drogba, Samuel Eto’o, George Weah. Anda tidak bisa bersikap seperti ini. Dia terlalu banyak menyelam. Itu masalahku dengannya.”

Dalam hal kartu, Galatasaray menerima enam kartu kuning dalam pertandingan tersebut saat mereka mencoba menahan serangan Fenerbahçe, menambah keunggulan fisik pada penampilan mereka.

Tim tuan rumah yang kalah punya satu.

Laga ini menyoroti kemampuan Galatasaray menahan tekanan sekaligus memanfaatkan momen-momen penting, seperti assist kunci Osimhen.

Sumber