Bank sentral Indonesia telah memutuskan untuk mempertahankan suku bunganya, meskipun pertumbuhan melambat yang berpotensi membenarkan penurunan suku bunga.
Keputusan tersebut kemungkinan didorong oleh keinginan untuk memberikan dukungan kepada rupiah dan mengamati perkembangan tarif AS.
Pada hari Rabu, Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan tujuh hari reverse repo rate sebesar 5,75%. Keputusan ini diharapkan secara luas, karena jajak pendapat Wall Street Journal dengan suara bulat memperkirakan kelanjutan kurs saat ini.
Selain suku bunga acuan, bank sentral juga mempertahankan suku bunga fasilitas deposito semalam sebesar 5,00% dan suku bunga fasilitas pinjaman sebesar 6,50%.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan dalam konferensi pers bahwa keputusan tersebut sejalan dengan upaya bank untuk menjaga inflasi tetap pada kisaran target, mendukung pertumbuhan ekonomi, dan menstabilkan rupiah.
Keputusan itu diambil pada saat meningkatnya ketegangan antara AS dan China, bersama dengan ketidakpastian mengenai tarif. Dengan mempertimbangkan faktor-faktor ekonomi global tersebut, Bank Indonesia mengantisipasi bahwa pertumbuhan ekonomi negara untuk tahun 2025 akan sedikit di bawah titik tengah kisaran target, yaitu antara 4,7% dan 5,5%.