IDXChannel – Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengungkap penyebab yang membuat biaya tol laut masih tinggi. Salah satunya produktivitas beberapa daerah yang masih minim sehingga tidak bisa memanfaatkan kehadiran tol laut.

“Kita sangat berharap kalau daerah punya produk (yang bisa dikirim ke daerah lain). Kita membuat tol laut ini seyogyanya sebagai opportunity,” ujarnya dalam diskusi Forum Merdeka Barat di Jakarta, Senin (30/9/2024).

Menhub menambahkan, banyak kapal yang mengangkut barang kebutuhan pokok ke daerah-daerah terpencil. Namun saat kembali dalam keadaan kosong. Hal ini membuat efisiensi program belum optimal dan menyebabkan biaya operasional kapal tetap tinggi.

“Kesadaran itu kita harapkan dari Pemda harus tumbuh, karena angkutan balik relatif okupansinya belum maksimal, kalau semua Pemda melakukan itu, di satu sisi angkutan menjadi ekonomis, mereka juga mendapatkan sumber pendapatan,” kata dia.

Adapun untuk mengatasi hal ini, salah satu upaya yang dilakukan dalam rangka meningkatkan okupansi angkutan balik tol laut yaitu dengan mengubah batas minimal pengiriman tidak harus 1 kontainer, tetapi bisa hanya 1 ton.

“Kita adakan juga bahwa tol laut itu tidak hanya boleh 1 kontainer, tapi juga boleh 1 ton, atau berapa ton, sehingga mereka yang punya warung kecil bisa memesan ini,” kata Menhub.

Harapannya, lewat kebijakan ini dapat meningkatkan akses logistik yang lebih fleksibel bagi pelaku usaha lokal, yang selama ini kesulitan memenuhi kuota minimum pengiriman. 

Dengan adanya kelonggaran batas minimal muatan, pelaku usaha di daerah dapat memanfaatkan tol laut untuk mengirimkan produk-produk lokal, seperti hasil pertanian, perikanan, dan kerajinan ke wilayah barat Indonesia.

Saat ini trayek tol laut berjumlah 39 trayek. Penambahan ini dilakukan berdasarkan hasil evaluasi kebutuhan logistik di wilayah-wilayah terluar, tertinggal, dan perbatasan (3TP).



Sumber