Dirilis sejak 30 September, produsen kedelai di Tocantins kini sudah bisa mulai menanam panen 2024/25. Caroline Barcellos, presiden Aprosoja Tocantinmenyoroti bahwa pembukaan penanaman di negara bagian tersebut ditandai dengan acara adat yang melambangkan berakhirnya kekosongan sanitasi, meskipun para petani tetap berhati-hati.

Meskipun bersifat formal, banyak produsen yang menunggu untuk mulai menanam benih, khawatir dengan perkiraan akan turunnya hujan secara konsisten. Memantau prakiraan cuaca sangatlah penting, karena konsolidasi hujan sangat penting untuk memastikan keberhasilan penanaman dan menghindari penundaan yang dapat berdampak pada siklus panen kedua.

“Selain ketidakpastian iklim, tingginya biaya input dan turunnya harga komoditas telah menyebabkan produsen melakukan penilaian risiko secara hati-hati”, jelas presiden. Menurutnya, ketidakstabilan ekonomi ini menimbulkan iklim kehati-hatian, mendorong petani untuk merencanakan operasi mereka dengan lebih strategis, karena takut membahayakan kelangsungan finansial tanaman mereka.

Aprosoja Tocantins telah berkomitmen untuk mendukung produsen selama masa sulit ini, dengan mendorong diskusi tentang praktik pertanian berkelanjutan dan strategi untuk memitigasi risiko. Entitas ini berupaya untuk memungkinkan petani menghadapi kesulitan yang disebabkan oleh perubahan iklim dan fluktuasi pasar.

Dengan dibukanya penanaman secara resmi dan perkiraan akan turunnya hujan, skenarionya masih belum pasti, namun para petani tetap memiliki harapan. Keberhasilan panen akan bergantung pada kemampuan beradaptasi dan ketahanan produsen dalam menghadapi lingkungan yang semakin menantang.

Sumber