Menurut KNBS, impor dari Rusia pada periode tersebut tercatat sebesar Ksh 43,30 miliar yang menunjukkan peningkatan sebesar 396,56% dibandingkan nilai pada periode yang sama tahun lalu sebesar Ksh 8,72 miliar.

Di sisi lain, barang dari Ukraina pada periode tersebut berjumlah Ksh 7,82 miliar, menunjukkan peningkatan sebesar 270% dibandingkan Ksh 2,12 miliar pada tahun sebelumnya.

Data KNBS lebih lanjut mengungkapkan bahwa 84,55% dari total impor pada periode tersebut terdiri dari gandum, meslin dan gandum durum dari Rusia sebesar Ksh 21,66 miliar.

Perdagangan Rusia-Kenya selalu memiliki proyeksi pertumbuhan positif seperti yang terlihat dari data tahun 2022 yang diterbitkan oleh National Electronic Single Window System (NESWS), sebuah platform izin kargo online. Laporan tersebut menunjukkan bahwa dari sepuluh negara teratas yang mengekspor produk ke Kenya, Rusia memiliki perkiraan persentase pertumbuhan terbesar (744%), dari Ksh 2,10 miliar pada Q2 2021 menjadi Ksh 17,79 miliar pada Q2 2022.

Produk utama yang diimpor dari Federasi Rusia, gandum, juga merupakan produk dengan pertumbuhan impor terbesar. Hal ini menjelaskan lonjakan impor dari Rusia.

Selain Rusia, negara lain seperti Perancis dan Argentina juga mengekspor gandum ke Afrika sehingga memperkuat posisi negara tersebut sebagai konsumen utama gandum. Namun Rusia telah menjadi pilihan impor yang disukai Kenya.

Setelah jagung, gandum merupakan tanaman serealia terbesar yang ditanam di Kenya dan konsumsi produk makanan berbasis gandum kini telah melampaui jagung di seluruh negeri. Permintaan terhadap makanan pokok seperti roti, kue kering, dan pasta selama bertahun-tahun telah meningkatkan permintaan akan gandum seiring dengan lonjakan jumlah penduduk.

Ketergantungan Kenya pada gandum Rusia mungkin tidak akan segera berakhir karena adanya kebutuhan untuk menjembatani kesenjangan konsumsi gandum karena konsumsi gandum di negara tersebut melebihi jumlah produksinya.

Sumber