Surabaya, (Sultra1news) – Executive Chef Gunawangsa MERR, lahir di Jombang, berkarir di Surabaya, dan piawai memasak menu Madura. Raffi Achmad, adalah sosok selebriti muda yang sangat dikenal di tanah air.

Dia tidak hanya aktor dan pembawa acara yang berbakat, tetapi juga seorang enterpreneur sukses yang super tajir. Banyak orang yang mengagumi suami Nagita ini, utamanya kalangan anak muda. Tak jarang para penggemarnya ingin berswa-foto dengan sosok tampan mantan pacar artis Yuni Shara ini.

Chef Subakir, atau yang akrab disapa dengan Cheff Suba adalah salah satu dari ratusan juta penduduk Indonesia yang beruntung bisa berkomunikasi dengan Rafi Achmad. Dia pernah ditugaskan oleh hotel tempatnya bekerja untuk memasak secara live cooking menu cumi hitam khas Madura di rumah kediaman Raffi Achmad, di Jakarta.

“Saya ditugaskan langsung oleh owner Hotel Gunawangsa MERR, untuk melayani Raffi Achmad,” kata Executive Chef Hotel Gunawangsa MERR Surabaya, Chef Subakir, kepada Sultra1news, di Surabaya Jum’at (11/10/2024).

Chef Subakir lahir di Jombang 11 Mei 1973. Dia menghabiskan masa kecil hingga remaja di kota yang dikenal sebagai kota seribu pondok pesantren. Termasuk belajar di SD, SMP, hingga SMEA. Setelah lulus sekolah, Subakir ikut kakak yang telah bekerja di sebuah resto di Surabaya. Dia diajari cara bekerja di kitchen.

Awal karir bekerja Chef Suba, adalah di Restaurant New Santo Gubeng, terus dia pindah kerja ke Yogyakarta bersama teman-temannya. Di sana, dia bekerja di Restaurant Cobra, special menjual menu eksterm.

Seperti kobra, biawak, bulus dan lain-lain. Owner restaurant di tempat tersebut adalah salah seorang pengusaha ekspor kulit dan empedu kobra ternama. Chef Suba, balik ke Surabaya. Dia bekerja di restaurant bintang lima Cristal Palace, special memasak menu Chinese food.

Sempat bekerja di Restaurant Istana, yang merupakan properti group Jarum Super di Semarang Jawa Tengah, tetapi kemudian dia balik lagi ke Surabaya dan bekerja di Charlie Restaurant Jl. Arjuno. Lalu merantau di Batam Kepulauan Riau.

Nasi goreng buto ijo, menu andalan karya Chef Subakir. (foto/nanang)

Disana Chef Subakir bekerja di Restaurant Kediri, yang menjual makanan khas Jawa Timur/Jatim. Pada 2007, Cheff Suba balik lagi ke Surabaya, dan bekerja di Hotel Country Heritage daerah Nginden Intan.

General Manager/GM nya waktu itu Bambang Hermanto. Disana Cheff Suba bekerja cukup lama hingga 2019. Dan disana pula dia berhasil meraih jabatan Executive Chef. Karirnya kembali bergerak, Cheff Suba kemudian masuk ke Hotel Gunawangsa MERR hingga sekarang.

Di Hotel Gunawangsa, Chef Suba mengelola Restaurant Velvet, setiap hari dia menyediakan menu buffet, mulai dari apetiser  (hidangan pembuka), main chost  (menu utama), beverege (minuman), hingga desert (makanan penutup) untuk melayani tamu hotel yang breakfast disana.

Serta menyiapkan menu ala carte untuk tamu yang ingin melakukan jamuan makan disana. Setiap sepuluh hari sekali Chef Suba melakukan rotasi pergantian menu, agar tamu tidak bosan dan bisa mengenalkan menu Indonesia yang dikenal dengan banyak ragamnya.

Masakan Chinese food seperti aneka mie, nasi goreng, kwetiau, capcay, fuyunghai dan lain-lain, serta Indonesian food seperti aneka soto, rawon, semur, rendang dan sebagainya adalah menu yang sangat dikuasai oleh Chef Suba.

“Tidak ada yang susah dalam memasak, asalkan mau belajar. Apa lagi di media sosial banyak tutorial memasak,” jelas penikmat masakan Chinese dan tidak menyukai menu usus ayam ini. Pada saat ramadhan tahun ini dan juga tahun-tahun sebelumnya.

Hotel Gunawangsa MERR menggelar program buka puasa. Chef Suba bersama departemen terkait merancang secara cermat program Iftar Ramadhan tersebut, mulai dari menentukan tema, merancang harga, membidik  pangsa pasar.

Serta menyiapkan makanan andalan yang disuka tamu, terutama makanan yang segar dan manis, aneka bubur seperti bubur kacang hijau, ketan hitam, bubur Madura dan aneka sate, mulai sate telur puyuh, sate usus ayam, sate cecek sapi, dan lain sebagainya.

“Alhamdulillah, program bukber Ngabuburit di Poll yang dilakukan di kolam renang, tahun ini pencapaian mencapai 200 persen reservasi dari kapasitas yang tersedia,” ungkap  chef yang dikenal lewat karyanya nasi goreng buto ijo dan ikan kukus Nusantara ini.

Chef Suba meyakini sekali bahwa tangan setiap  orang berbeda, karena  itu masakan yang dihasilkan pun bisa berbeda rasa, walaupun bahan, bumbu, resep , metode, teknik, dan alat yang digunakan sama.

Hal ini dipengaruhi oleh faktor perasaan, kondisi tubuh, suhu api, dan jam terbang. Karena itu Chef Suba selalu menekankan kepada diri sendiri dan staff nya untuk memasak dengan hati,  hal ini hasilnya  pasti berbeda dengan asal  memasak.

Sebagai seorang leader yang membawahi 10 orang staff,  hal yang menyedihkan adalah jika ada anggota tim yang tidak kompak dalam bekerja, semaunya sendiri, dan cenderung bermalas-malasan. Karena ini berpengaruh terhadap kekompakan tim dalam bekerja.

Walaupun sudah menjunjung tinggi profesionalitas dalam bekerja, Chef Suba pernah dikomplain dan dimarahi tamu karena dianggap  ada hal yang kurang, padahal dia sudah  melakukannya sesuai prosedur.

Impian terbesar Cheff Suba dalam hidupnya adalah punya usaha kuliner, berjualan soto ayam Lamongan. Menurut dia, makanan yang satu ini tergolong makanan sejuta ummat, yang familiar dan populer serta disukai masyarakat. (nanang)

Sumber