Terlepas dari implikasi besar dari penguatan dolar AS yang terus berlanjut, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pada hari Jumat bahwa ekonomi Indonesia berkembang lebih dari 5 persen pada kuartal pertama tahun ini.

Data resmi pertumbuhan ekonomi kuartal pertama dari Badan Pusat Statistik belum dirilis.

Sri Mulyani mengaitkan pertumbuhan yang kuat dengan peningkatan konsumsi dan investasi, serta surplus dalam perdagangan internasional, di tengah fluktuasi mata uang global yang terus berlanjut.

“Perekonomian Indonesia telah menunjukkan ketahanan dan diproyeksikan mencapai pertumbuhan lebih dari 5 persen pada kuartal I, melampaui kinerja pada kuartal IV 2023,” kata Sri Mulyani dalam jumpa pers di Jakarta.

Dia menyoroti beberapa kebijakan, seperti kenaikan gaji pegawai negeri dan bonus tahunan, yang telah mendukung pengeluaran rumah tangga.

Meskipun terjadi depresiasi rupiah sebesar 5,02 persen terhadap dolar tahun-ke-tahun, Indonesia telah mempertahankan cadangan devisa yang kuat sebesar $140,4 miliar hingga akhir Maret.

Sri Mulyani juga memuji surplus dalam perdagangan internasional dan kebijakan moneter efektif yang diterapkan oleh bank sentral untuk mengurangi dampak penguatan dolar.

Menteri memperkirakan pertumbuhan kuartal I akan mencapai 5,17 persen.