Duta Besar RI untuk Jepang, Heri Akhmadi, meresmikan Pesantren (Pesantren) Attaqwa Nahdlatul Ulama (NU) di Koga, Prefektur Ibaraki, Jumat.

Dalam sambutannya, Dubes Heri menyampaikan apresiasinya atas semangat gotong royong komunitas Muslim Indonesia di Jepang dalam mendirikan pesantren pertama di tanah air.

“Pesantren ini dibangun atas gotong royong Nahdliyyin (pengikut Nahdlatul Ulama) dan komunitas Muslim Indonesia di Koga dan sekitarnya, didukung oleh pihak-pihak di luar Jepang, khususnya komunitas Indonesia. Saya berharap Pesantren NU At-Taqwa di Koga menjadi pusat pendidikan bagi anak muda Indonesia yang saat ini berada di Jepang,” kata Dubes Heri Akhmadi yang juga Anggota Komite Pengurus Cabang Khusus (PCINU) di Jepang.

“Ini termasuk kegiatan ekonomi untuk keberlanjutan operasionalnya. Dengan demikian, ibadah wajib, pendidikan, dan transaksi sosial dapat dilakukan secara berimbang dan bermanfaat bagi santri dan jemaah, ” tambahnya.

Pembangunan Pondok Pesantren Nahdlatul Ulama Attaqwa di Koga, Prefektur Ibaraki dimulai pada Agustus 2023, dengan luas tanah 911,22 meter persegi dan luas bangunan 12×8 meter.

Hingga saat ini, perbaikan konstruksi masih terus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan akomodasi guru, penambahan toilet, kamar mandi, dapur, AC, dan kebutuhan penyaringan air, dengan total anggaran yang diperkirakan berkisar antara Rp 200 juta hingga Rp 300 juta.

Mendampingi Duta Besar Heri pada peresmian tersebut adalah Ketua Komunitas Muslim Indonesia (KMII) di Jepang, Muhammad Zahrul Muttaqin, Ketua Dewan Pengurus Masjid Indonesia (DKM) di Tokyo, Muhammad Muharram Hidayat, dan Atase Pendidikan KBRI Tokyo, Amzul Rifin.

Peresmian Pesantren juga ditandai dengan Kegiatan Pendidikan Kader Gerakan Nahdlatul Ulama (PD-PKPNU) dan Pendidikan Kepemimpinan Menengah Nahdlatul Ulama (PMKNU).

Dubes Heri menekankan perlunya Nahdliyyin di Jepang untuk meningkatkan pemahaman mereka terhadap konsep organisasi dan perjuangan Nahdlatul Ulama, seperti yang digariskan oleh para pendiri NU seperti K. H. Hasyim Asy’ari dan K. H. Wahab Hasbullah.

“Saya mengapresiasi pelatihan kader ini untuk meningkatkan wawasan keislaman dan nasionalis para anggota NU di Jepang dalam penyebaran Islam yang bersahabat, moderat, dan inklusif. Saya menekankan pentingnya NU memiliki jaringan dari Hokkaido hingga Fukuoka untuk menjadi mitra KBRI dalam pengembangan WNI di Jepang. Mengingat semakin banyaknya warga negara Indonesia yang tinggal di Jepang sebagai pekerja, pelajar, atau pengunjung temporer,” tambah Dubes Heri.

Peresmian Pesantren dan pembukaan PD-PKPNU dan PMKNU diawali dengan pembacaan Al-Qur’an dan Salawat (berkah kepada Nabi), dilanjutkan dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia ” Indonesia Raya “dan lagu” Subhanul Wathan.”Acara ditutup dengan pemotongan tumpeng oleh panitia pembangunan pesantren yang diwakili oleh Ketua Pelaksana Pembangunan Pesantren Rahmat Sawedi.