Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berjanji pada hari Sabtu untuk menggalang dukungan dan kontribusi dari pensiunan perwira militer untuk kepresidenan Prabowo Subianto di masa depan.

Prabowo, yang saat ini menjabat sebagai menteri pertahanan, mengamankan kursi kepresidenan dengan 58 persen suara dalam pemilihan Februari.

Berbicara kepada alumni Akabri-pendahulu akademi militer-dalam pertemuan di Kementerian Pertahanan di Jakarta, Yudhoyono mengatakan pemilihan Prabowo mewakili “kehendak rakyat” dan berharap dia sukses dalam masa kepresidenannya.

Sementara alumni Akabri sudah tua usianya, “mereka masih muda dan bersemangat semangatnya untuk menjaga kedaulatan bangsa”, kata mantan presiden yang akrab disapa SBY itu.

“Kami siap untuk berkontribusi dan mendukung pemimpin baru kami dalam memastikan keberhasilan tertinggi dalam menegakkan kedaulatan negara dan keutuhan wilayah Republik Indonesia,” katanya.

Dia mengungkapkan keinginan alumni agar Prabowo mengangkat Indonesia ke panggung global.

Acara tersebut dihadiri oleh mantan panglima TNI Wiranto dan Andika Perkasa, mantan kepala staf TNI Ryamizard Ryacudu, dan pensiunan petinggi TNI Angkatan Darat lainnya, termasuk Agum Gumelar dan Hendropriyono.

Istilah Akabri diadopsi pada tahun 1965 ketika Akademi Angkatan Darat di Magelang, Jawa Tengah, digabung dengan pelatihan perwira dari TNI AL, TNI AU, dan Polri.

Pada tahun 1984, Akabri berganti nama menjadi Akademi Militer (Akmil), dan pada tahun 1999, akademi kepolisian dipisahkan darinya sejalan dengan reformasi politik yang mengamanatkan pemisahan Polri dan tiga cabang militer.

Baik Yudhoyono maupun Prabowo adalah lulusan Akabri.