Jepang tetap yakin dengan kemampuan Indonesia untuk membayar kembali pinjaman yang telah diberikan Tokyo untuk mendanai Angkutan Cepat Massal Jakarta (MRT) sambil mengatakan bahwa yang terakhir telah mengembalikan sebagian uangnya.

Japan International Cooperation Agency (JICA) – sebuah badan pemerintah yang bertugas mengelola bantuan pembangunan resmi negara tersebut-telah meminjamkan uang kepada Indonesia untuk mendanai proyek MRT Jakarta. JICA mengumumkan pada hari Senin bahwa Indonesia akan mendapatkan pinjaman lagi senilai 140,699 miliar yen atau $ 903 juta untuk membangun rute yang menghubungkan Tomang di Jakarta Barat dan Medansatria di Bekasi.

Saat pinjaman Jepang menumpuk, hal ini menimbulkan pertanyaan apakah Indonesia dapat membayar kembali uang yang telah dipinjamnya.

Menurut kepala perwakilan JICA Indonesia Yasui Takehiro, Jepang mengakui bahwa uang yang dihasilkan dari penumpang MRT tidak akan dapat menutupi pinjaman tersebut. Namun, memiliki angkutan umum dapat membantu memacu perekonomian Indonesia, sehingga pada akhirnya meningkatkan kemampuannya untuk melunasi utangnya.

“Pendapatan dari MRT saja tidak cukup. Pembangunannya, termasuk stasiun bawah tanah, membutuhkan banyak uang. Ini terjadi di seluruh dunia sehingga proyek MRT tidak dapat menghasilkan pengembalian yang cukup,” kata Yasui dalam jumpa pers di Jakarta, Senin.

“Namun pembangunan MRT berarti kehidupan masyarakat menjadi lebih baik. Ini akan mengarah pada kegiatan industri yang lebih aktif, yang dapat menghasilkan produk domestik bruto [PDB] Indonesia yang lebih besar. Dan Indonesia akan memiliki kapasitas yang lebih baik untuk membayar kembali pinjaman Jepang,” kata Yasui.

Perjanjian pinjaman pertama terkait MRT dengan JICA dimulai pada tahun 2006. Jepang dan Indonesia pada saat itu menandatangani pinjaman senilai sekitar 1,9 miliar yen Jepang untuk layanan teknik untuk desain dasar proyek tersebut. Sejak saat itu, Jepang terus mengeluarkan pinjaman bantuan pembangunan resmi. Ini termasuk perjanjian pinjaman senilai 70,2 miliar yen — ditandatangani pada 2018 — untuk membiayai pembangunan tahap kedua sistem transit. Pemerintah Indonesia melaporkan pada Februari 2023 bahwa pembiayaan JICA untuk proyek MRT telah mencapai 227 miliar yen.

Yasui mengatakan Indonesia sudah mulai mengembalikan uang yang dipinjamnya. Namun, dia tidak merinci berapa banyak yang telah dilunasi Jakarta.

Sepanjang tahun 2023, MRT Jakarta mencatat hampir 33,5 juta penumpang. Dengan kata lain, lebih dari 91.000 orang menggunakan sistem transportasi umum setiap hari. MRT Jakarta yang ada menghubungkan Lebak Bulus dan Bundaran Hotel Indonesia dengan perluasan lebih lanjut dalam pengerjaan.

Perekonomian Indonesia tumbuh 5,11 persen year-on-year (yoy) pada triwulan I tahun 2024. Bank Indonesia menempatkan prakiraan pertumbuhan ekonomi negara tersebut dalam kisaran antara 4,7 persen dan 5,5 persen yoy untuk keseluruhan tahun ini.