JAKARTA: Emirates Global Aluminium berencana menjajaki pengembangan energi alternatif bersih di Indonesia, kata Jakarta, mengubah pernyataan yang dibantah perusahaan bahwa EGA berencana membangun pembangkit listrik tenaga nuklir di negara Asia Tenggara tersebut.
Kementerian perekonomian Indonesia mengeluarkan pernyataan pada Sabtu malam, menggantikan pernyataan yang mengatakan EGA berencana membangun pembangkit nuklir hingga 5 gigawatt dalam upaya untuk mengatasi kekurangan tenaga rendah karbon dalam upaya meningkatkan kapasitas di pabrik peleburan aluminium. di Sumatera Utara.
Seorang juru bicara EGA mengatakan dalam sebuah email pada hari Kamis bahwa perusahaan “tidak berkecimpung dalam bisnis tenaga nuklir sehingga, dengan segala hormat, laporan tentang aspek iniā¦ tidak akurat”.
EGA menegaskan kembali pihaknya “tertarik dengan Indonesia”. Indonesia tidak memiliki kapasitas tenaga nuklir.
Perusahaan sepakat pada tahun 2022 untuk membantu meningkatkan kapasitas produksi hingga 400.000 ton per tahun di smelter milik BUMN Indonesia Asahan Aluminium.
Indonesia telah berusaha mengembangkan industri pengolahan mineralnya dengan menarik investasi berdasarkan cadangan mineralnya yang kaya seperti nikel, tembaga, dan bauksit.
Menteri Ekonomi Senior Airlangga Hartarto dan CEO EGA Abdulnasser Ibrahim Saif Bin Kalban bertemu di Dubai pada hari Rabu untuk membahas perkembangan industri aluminium.
Airlangga, di Dubai untuk menghadiri KTT Pemerintah Dunia, juga bertemu dengan Mohamed Jameel Al Ramahi, kepala eksekutif perusahaan energi terbarukan milik negara UEA, Masdar.
Keduanya membahas proyek mereka di Indonesia, termasuk pembangkit listrik tenaga surya terapung 145 megawatt di waduk di provinsi Jawa Barat dan pengembangan pipa gas dari Aceh ke Jawa Timur.