Kemenperin memberikan bantuan kepada industri kecil menengah (IKM) keripik tempe di Sukabumi, Jawa Barat, melalui program pembinaan, sertifikasi, dan restrukturisasi peralatan, memfasilitasi ekspor pertamanya ke Arab Saudi.
“Kami mengapresiasi CV Kahla Global Persada yang telah berbagi kisah sukses IKM untuk menembus pasar internasional. Semoga pencapaian ini dapat memberikan manfaat yang berkelanjutan,” kata direktur jenderal industri kecil, menengah, dan aneka (IKMA) kementerian Reni Yanita dalam keterangannya, Selasa.
Menurut Yanita, keripik tempe berperan penting dalam pemberdayaan masyarakat di Indonesia.
Dia lebih lanjut mencatat bahwa untuk menjadi lebih kompetitif secara global, bisnis IKM harus terus meningkatkan kualitas produk, membangun nilai merek, mengadopsi teknologi baru, dan tetap mengetahui tren pasar baik di dalam negeri maupun internasional.
Lebih lanjut, direktur IKM bidang pangan, furnitur, dan bahan bangunan Kementerian, Bayu Fajar Nugroho, melaporkan ekspor tempe pada tahun 2023 mencapai 720,68 ton senilai US$2,43 juta.
Nugroho mengindikasi angka tersebut merupakan peningkatan year-on-year (y-o-y) sebesar 35,47 persen dibandingkan tahun 2022 yang diekspor sebanyak 533,8 ton dengan nilai US$1,64 juta.
Ia mencatat, Kemenperin telah mendukung eksportir IKMs tempe, memberikan bimbingan, pendampingan, dan sertifikasi Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) pada tahun 2021.
Selain itu, restrukturisasi mesin dan peralatan dilakukan pada tahun 2020, dengan nilai bantuan diskonto sebesar Rp11.475. 000 (US$682).
Dengan berbagai pembinaan yang diterima, Nugroho menegaskan bahwa CV Kahla Global Persada saat ini mempekerjakan 15 orang, dengan kapasitas produksi bulanan sebanyak 31 ribu paket, dengan potensi pasar ekspor di Kanada, Norwegia, Malaysia, Australia, Belanda, Filipina, Vietnam, Singapura, Jepang, Swiss, dan Korea Selatan.